Denpasar (Metrobali.com)-

Program Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu Dan Bayi (GRSSI-B)
yang dicanangkan Pemerintah Pusat telah mampu memberi kontribusi
positif dalam upaya menekan angka kematian Ibu dan Bayi. Untuk itu
program ini harus terus dilanjutkan demikian dikatakan Ketua Tim
Evaluasi GRSSI-B Propinsi Bali dr. Lanang Wisnu saat melakukan
evaluasi terhadap kelompok kerja GRSSI RSUD Wangaya Denpasar, Senin
(4/10) bertempat di ruang pertemuan kantor setempat. Hadir pula
mendampingi, Sekkot Denpasar A.A. Ngr. Rai Iswara, Wakil Ketua TP-PKK
Nyonya Antari Jayanegara, Plt. Dirut RSUD Wangaya dr. Setiawati dan
seluruh Direksi dijajaran RSUD Wangaya.

Wisnu lebih jauh mengatakan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan menjadi faktor utama penyebab tingginya angka kematian ibu
dan bayi disamping faktor-lainnya seperti; pendidikan, ekonomi, budaya
dan lain-lain. Dijelaskan, untuk tahun 2010 prosentase angka kematian
ibu dan bayi jika diukur secara Nasional, Bali masih berada dibawah
yaitu mencapai 73,01 % dengan rata-rata kematian 100 berbanding 100
ribu kelahiran. Bahkan tahun 2011 mampu ditekan menjadi 58,01 % per
100 ribu kelahiran jauh dibawah angka Nasional yaitu 226 berbanding
100 ribu kelahiran. Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari upaya
dan dukungan dari semua pihak baik pemerintah, swasta, lembaga sosial
masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Untuk RSUD Wangaya pihaknya
memberi apresiasi yang luar biasa khususnya kepada Pemerintah Kota
Denpasar atas komitmen dan dukungan yang diberikan terhadap program
GRSSI-B ini yang dibuktikan dengan digelontornya dana kesehatan
sebesar 13,8 % melalui dana APBD. Dukungan dana ini tentunya akan
mampu melengkapi semua sarana dan prasaran yang diperlukan dalam
menunjang program GRSSI-B sehingga tujuan untuk menekan angka kematian
ibu dan bayi dapat tercapai sekaligus mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ujarnya. Ditambahkan pula
yang menjadi titik evaluasi Tim dalam program GRSSI-B ini adalah unsur
pelayanan yang diberikan dalam arti sejauh mana upaya tersebut telah
dilaksanakan hingga kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki
disamping perhatian dan perlakukan terhadap pasien miskin.
Sementara Walikota Denpasar IB Rai D. Mantra dalam sambutannya yang
dibacakan Sekkot Rai Iswara mengatakan, untuk menekan angka kematian
ibu dan bayi upaya pelayanan kesehatan harus menjadi prioritas. Dengan
terus meningkatkan mutu pelayanan mulai dari tingkat Kecamatan hingga
lapisan yang terbawah. Program ini juga dalam rangka untuk mencapai
target MDG’s (Millineum Development Goals) 2015 yang ditargetkan
Indonesia. Sebab program dunia ini akan menjadi acuan untuk mengukur
tingkat kemajuan suatu negara yang memfokuskan diri pada upaya
peningkatan kesehatan masyarakat. Diantaranya menanggulangi
kemiskinan, pemenuhan pendidikan dasar, kesetaraan gender, penurunan
angka kematian bayi, kesehatan ibu, menekan penyakit menular HIV-AIDS,
kelestarian lingkungan dan pengembangan kemitraan global. Dengan
target kesehatan menjadi ukuran yang dominan maka Pemkot Denpasar
bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi Bali mendukung adanya program
ini melalui program JKBM. Dan selanjutnya per 1 Juli 2011 pembiayaan
untuk persalinan dan perawatan bayi baru lahir ditanggung dari APBN
yang dikenal lewat program Jampersal. Bahkan tidak itu saja Pemkot
juga terus berupaya menaikkan anggaran untuk bidang kesehatan melalui
dana APBD. Sebelum dilakukan evaluasi Ketua Pokja GRSSI-B Wangaya dr.
Paramitha Rahayu,SPA berkesempatan menyampaikan presentasi yang
dilanjutkasn dengan penyerahan provile kepada Ketua Tim Evaluasi.
(Sdn.Hms.Dps.).