Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam program “Gerakan Baliku Bersih” 2013 menggelontorkan dana sebesar Rp2 miliar.

“Dana tersebut digunakan untuk implementasi program, salah satunya melatih fasilitator desa-desa ‘pakraman’ (desa adat) di seluruh Pulau Dewata yang merupakan proyek percontohan dalam mewujudkan kebersihan desa sebagai penunjang daerah tujuan wisata,” kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bakrie MM di sela pelatihan fasilitator desa di Denpasar, Selasa (23/7).

Ia mengatakan tujuan dari pelatihan fasilitator desa tersebut nantinya diharapkan di desa bersangkutan akan mampu menjaga kebersihan, dengan melakukan pengelolaan sampah warga setempat.

“Para fasilitator yang dilatih tersebut nantinya mampu memberikan pelatihan dan mengarahkan masyarakat dalam membuang sampah agar tidak sembarangan, melainkan mampu diolah menjadi barang bernilai ekonomis,” katanya.

Menurut dia, pengelolahan sampah organik misalnya diolah menjadi pupuk organik, begitu juga kalau sampah anorganik seperti botol-botol air minum dan kaleng minuman tersebut bisa dijual atau membuat kerajinan tangan.

“Sampah organik bisa dikelola menjadi pupuk tanaman, dengan teknologi sederhana. Sedangkan sampah organik tersebut kalau bisa dijual untuk diolah ke pabrik juga akan bernilai ekonomis,” ujarnya.

Memang kesan wisatawan yang datang ke Bali, umumnya Indonesia kesan kotor oleh sampah menjadi perhatian mereka. Karena itu diharapkan melalui fasilitator desa, permasalahan tersebut ke depannya dapat diatasi secara perlahan-lahan.

“Tanpa ada kesadaran dari masyarakat setempat dalam menanggulangi sampah, apapun program pemerintah akan sia-sia. Karena ujung tombak ada di warga paling bawah,” ucap Bakri.

Ia optimistis program tersebut akan bisa efektif bila semua komponen masyarakat bergerak untuk menanggulangi sampah tersebut. Kalau ini tidak bisa diatasi makan tidak menutup kemungkinan kunjungan wisatawan asing akan menurun.

“Karena Bali sebagai pintu gerbang kunjungan wisatawan asing dan wisatawan domestik, maka peran penanggulangan sampah dari masyarakat digencarkan, sehingga ketertarikan wisatawan ke Bali semakin meningkat,” katanya.

Oleh karena itu masalah penanggulangan sampah tidak bisa ditangani tanpa kerja sama dari lintas sektoral, yaitu pemerintah melalui dinas terkait antara lain dinas pertamanan dan kebersihan, pekerjaan umum dan peran dari lembaga swadaya masyarakat.

“Bila ini mampu berjalan secara bersinergi maka permasalahan sampah ke depannya kami yakin bisa diatasi,” katanya.

Kegiatan latihan fasilitator untuk Kota Denpasar diikuti sedikitnya 40 peserta dari perwakilan desa adat. Materi yang diberikan adalah pengelolaan sampah secara dini, termasuk dalam kegiatan sehari itu diberikan materi dari ahli sanitasi yang sekaligus konsultas program tersebut,” katanya. AN-MB