Denpasar (Metro Bali)-

Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa M Kes mengaskan, kehadiran desain interior mampu memecahkan masalah manusia yang berkaitan dengan peradaban aktivitas dalam ruang dalam mewujudkan kenyamanan, efektivitas dan peningkatan produktivitas sesuai karakter dan budayanya.

“Konsep dan gagasan diabstraksikan dari peristiwa konkrit yang secara mendasar merupakan enitas mental yang universal,” kata Prof Nyoman Artayasa, guru besar tetap pertama Program Studi Desain Interior Jurusan Desain  Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (FSRD ISI) Denpasar, Kamis.

Pada acara pengukuhan dan pengenalan guru besar pada sidang senat terbuka yang dipimpin Rektor ISI Denpasar,  Prof Dr I Wayan Rai S, MA, dia mengatakan, konsep dalam desain interior menjadi dasar pemikiran desainer dalam memecahkan permasalahan atau problem desain.

Pemecahan masalah itu berkaitan dengan pendataan manusia, ruang dan lingkungan. Konsep memegang peranan penting dalam memecahkan masalah yang diformulasikan ke dalam satu perumusan yang bersifat abstrak.

Prof I Nyoman Artayasa dalam pengukuhan dirinya bersamaan dengan acara dies natalis VIII dan wisuda sarjana IX lembaga pendidikan tinggi seni itu, mengatakan dalam memecahkan masalah tersebut berlandaskan pada panduan untuk diterjemahkan ke dalam tataran teknis.

Konsep selanjutnya merasuk keseluruh elemen estetika dalam desain, mulai dari titik sampai dengan  bidang yang dibentuk, dari keseimbangan sampai titik pusat perhatian, sekaligus berpengaruh terhadap desain interior yang mengolah unsur organisasi ruang, sirkulasi, lantai, dinding, plafon, mebel dan dekorasi.

Prof Nyoman Artayasa menjelaskan, estetika merupakan suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang dan hal itu akan dirasakan jika terjalin perpaduan yang harmonis dari elemen-elemen keindahan yang terkandung dalam satu objek.

Oleh sebab itu dalam memahami sesain sebagai seni, harus mampu mengolah unsur-unsur pembentukan seni, titik, garis, bidang, bentuk, tekstur, pola, warna, cahaya dan bahan dalam suatu keseimbangan yang harmonis.

Semua unsur itu bersinergi dalam sebuah ruang untuk membentuk desain interior yang indah dan mampu mewujudkan nilai simbolik dan budaya. Karena itu, kata Prof Artayana, desain harus mampu dikaitkan dengan faktor nilai, pandangan hidup, kepercayaan dan mitos dalam mengungkap sesuatu nilai budaya tertentu.

Selain itu desain dapat dikaitkan pula dengan faktor fungsi yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu merasakan keindahan dan kenyamanan, tutur Prof Artayasa.(*)