Sisca Sena Dharma : Wargas Tampil Sebagai Hiburan, Bukan Pelecehan

 

20160814_114843
Ketua Wargas, Sisca Sena Dharma/MB
Buleleng, (Metrobali.com) –
Kritikan terhadap aksi Waria dan Gay Singaraja (Wargas) menggunakan kostum pelajar SMA saat mengikuti gerak jalan 17 Km serangkaian HUT RI 71 pada Kamis (11/8) lalu dinilai kecendrungan menjurus ke anti Lesbian, Gay, Biseks dan Transgender (LGBT).”Kami nilai kritikan tersebut anti LGBT. Patut disadari juga bahwa kaum LGBT merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki hak yang sama sesuai Undang-Undang Nomor 12 tahun 2005 tentang Hak Asasi Manusia (HAM)” demikian dikatakan Ketua Wargas, Sisca Sena Dharma, Minggu (14/8) di Wantilan Lingkungan Tegal Mawar atau Rose Garden, Kelurahan Banjar Bali, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Lebih lanjut ia mengatakan keberadaan komunitas Wargas di Buleleng sudah ada sejak Tahun 2001. Selama ini aktif dibidang pendidikan kesehatan, khusus penanganan dan sosialisasi HIV/AIDs ke desa sebagai pendampingan ODHA.”Komunitas kami eksis dan aktif dibidang pendidikan kesehatan dengan melakukan penyuluhan HIV/AIDs kedesa-desa dan pendampingan ODHA mulai dari proses konseling, tes urine hingga keproses minum obat” terang Sisca Sena Dharma.”Kami selama ini diterima dengan baik oleh warga. Begitu juga dengan kegiatan kami di bidang pendidikan kesehatan. Jadi kami tidak ingin keberadaan LGBT yang terjalin baik dengan warga dirusak oleh oknum yang berpikiran sempit” imbuhnya.
Menurut Sisca Sena Dharma, kalau memang kostum yang dikenakan Wargas saat mengikuti gerak jalan putri 17 Km menggunakan kostum pelajar SMA dianggap melecehkan simbol pada seragam tersebut, maka Wargas meminta maaf dan kedepannya nanti akan dievaluasi untuk yang lebih baik lagi.”Yang jelas, kami tidak ada niat sedikitpun untuk melakukan pelecehan. Hanya saja mungkin terlalu seksi dan malahan ada yang mengangkat rok terlalu tinggi, padahal tujuannya hanya menghibur saja. Tidak ada maksud lain, apalagi sampai merendahkan pelajar” tandasnya. GS-MB