Foto: Pengurus Pusat Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) dan Pengurus Provinsi ABTI Bali mensosialisasikan olahraga bola tangan pantai atau beach handball sekaligus lisensi C pelatih bola tangan pantai di Provinsi Bali pada Kamis (16/3/2023) di pantai Ayodya, Nusa Dua, Badung, Bali.

Badung (Metrobali.com)-

Di sela-sela berlangsungnya ajang the 9th Asian Men’s & Women’s Beach Handball Championship atau Kejuaraan Asia Bola Tangan Pantai Putra Putri ke-9 di pantai Ayodya areal Ayodya Resort Bali, Nusa Dua, Badung, Bali pada dari tanggal 10 Maret hingga 19 Maret 2023 ini, Pengurus Pusat (PP) Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) dan Pengurus Provinsi (Pengprov) ABTI Bali mensosialisasikan olahraga bola tangan pantai atau beach handball sekaligus lisensi C pelatih bola tangan pantai di Provinsi Bali pada Kamis (16/3/2023).

Tampak hadir Pengurus Pusat Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Zulfidar Zaidar Mochtar, Ketua Umum Pengurus Provinsi ABTI Bali Drs. I Ketut Teneng,Sp.,M.Si., Wakil Ketua Umum Pengurus Provinsi ABTI Bali Dr. I Wayan Repiyasa,S.Pd.,M.Pd., dan sejumlah pengurus. Materi sosialisasi juga diisi langsung sejumlah pelatih nasional.

 

 

Sosialisasi ini diikuti para pelatih, guru olahraga, pengurus kabupaten ABTI kabupaten/kota se-Bali, para atlet serta sejumlah perwakilan siswa dari sekolah terdekat dari venue Asian Men’s & Women’s Beach Handball Championship ini.

“Pengprov ABTI Provinsi Bali menginginkan selanjutnya ada cabang olahraga bola tangan khususnya bola tangan pantai yang berkembang di Bali. Tahap awal sudah ada Kejuaraan Asian Beach Handball di Bali ini dan kami dipercaya menjadi tuan rumah. Maka sekarang ini jugamomentum bagi Bali untuk mengembangkan bola tangan pantai melalui sosialisasi yang langsung dipimpin pelatih Indonesia,” ungkap Wakil Ketua Umum Pengurus Provinsi ABTI Bali Dr. I Wayan Repiyasa,S.Pd.,M.Pd.

Harapan ke depannya dari pelatih-pelatih ini dapat mengembangkan olahraga bola tangan pantai di setiap kabupaten/kota di Bali. “Bola tangan indoor sudah berkembang pesat di Bali dan sudah saatnya sekarang kita menyasar bola tangan pantai untuk dikembangkan di Bali. Karena dilihat dari posisi geografisnya, Bali punya banyak pesisir pantai. Maka dari itu sangat besar harapan kami untuk mengembangkan bola tangan pantai di Bali,” terang Repi.

Saat ditanya mengenai apa upaya dan strategi khusus dari Pengprov ABTI Bali untuk menarik lebih banyak minat masyarakat Bali khususnya generasi muda menggeluti bola tangan pantai ini, Repi menjelaskan pihaknya sudah menyiap banyak strategi untuk pengembangan bola tangan pantai di Pulau Dewata.

Pertama, tentu akan terus gencar dilakukan upaya mensosialisasikan beach handball seperti yang sudah dilakukan ini dengan mengundang seluruh guru olahraga, pelatih dan pengurus ABTI di kabupaten/kota. Kedua, ABTI Bali berencana mengadakan beberapa event baik skala nasional maupun internasional yang berkaitan dengan bola tangan pantai dan yang juga berkaitan dengan upaya mendukung pengembangan sport tourism atau parwisata olahraga di Pulau Dewata.

“Kami akan mengadakan trofeo-trofeo atau turnemen kecil untuk mencari bibit atlet di bola tangan pantai. Kami juga ajak libatkan semua potensi yang ada temasuk melibatkan para siswa untuk menonton Asian Beach Handball ini dan juga nanti menonton Asian Beach Games di Bulan Agustus 2023,” ungkap Repi.

Ketiga, Pengprov ABTI Bali berkomitmen menguatkan pelatih dari sisi kualitas dan kuantitas. “Kami akan telusuri lagi pelatih-pelatih yang ada di tiap kabupaten/kota dan mengajak mereka mensosialisasikan kembali olahraga bola tangan kepada anak didiknya,” terangnya.

Saat ditanya harapannya kepada pemerintah daerah untuk pengembangan bola tangan pantai khususnya di Bali, Repi mengungkapkan Bali pusatnya tourism atau pariwisata dan bola tangan ini berpotensi menjadi sport tourism dengan bukti nyata di Kejuaraan Asian Men’s & Women’s Beach Handball Championship ini, para turis asing di luar peserta banyak yang menonton kejuaraan bergengsi ini.

“Maka dari itu kami butuh support pemerintah menjadikan Bali Beach Festival ataupun Bali Open ke depannya menjadi salah satu ajang sport tourism di Bali,” harap Repi.

Dari sisi sarana dan prasarana, pemerintah diharapkan minimal dapat membantu gawang untuk bola tangan pantai. “Pantai di Bali ini kan luas-luas. Harapannya agar dibantu satu lapangan bola tangan pantai, dan agar diizinkan serta dibantu ada gawang beach handballnya. Dengan ada gawang saja kami sudah bisa bermain,” pungkas Repi.

Hal senada disampaikan pelatih nasional, Coach Abdul Kadir. Baginya, Bali memiliki potensi besar untuk mengembangkan olahraga bola tangan pantai dengan panjangnya garis pantai dan pantai-pantai yang indah.

“Olahraga bola tangan pantai ini menjadi pariwisata olahraga juga yang bagus sebenarnya untuk Bali. Cuman sayangnya setelah tahun 2008 saat kita tuan rumah Asian Beach Games, tidak ada pengembangan olahgara bola tangan pantai di Bali dari para mantan atletnya,” ungkap Abdul Kadir.

Karena itu pihaknya berharap mudah-mudahan setelah sosialiasi ini dan dengan adanya pengurus Pengprov ABTI Bali yang ada sekarang ini bisa meneruskan serta bisa mengembangkan bola tangan pantai di Pulau Dewata.

“Sayang kalau tidak digarap potensinya karena ini mendukung sektor pariwisata juga. Bali banyak punya pantai yang bagus, jadi membuat event internasional saya rasa sangat mudah disini. Tinggal nanti bagimana koordinasi dengan Pengurus Pusat ABTI dan kerjasama dengan asosiasi internasional,” kata Abdul Kadir.

Ke depannya pihaknyajuga berharap ada event rutin beach handball di Bali baik skala nasional maupun internasional. “Karena itu menjadi daya tarik pariwisata juga,” tegas Abdul Kadir yang selama ini dikenal sebagai pelatih nasional bola tangan sejak tahun 2012 dan pernah melatih atlet di berbagai event bergengsi seperti Asian Games, SEA Games serta berbagai single event tingkat internasional.

Saat ditanya mengenai kesiapan pelatih bola tangan pantai di Bali, Abdu Kadir mengakui memang dari sisi pelatih baik kuantitas maupun kualitas perlu terus ditingkatkan. “Karena baru, dari praktik langsung saya lihat banyak dari mereka belum sepenuhnya memahami beach handball ini, harus lebih banyak belajar,” ungkapnya lantas juga berharap para pelatih ini ikut lebih mensosialisasikan keberadaan olahraga bola tangan pantai ini di Bali.

“Mau tidak mau para pelatih, para guru olahraga di Bali ikut juga terlibat aktif mengembangkan olahraga bola tangan pantai ini. Makanya setelah ini kita berharap mereka tetap berkomunikasi dengan kami untuk lebih banyak memahami beach handball ini,” pungkas pelatih asal Bogor, Jawa Barat ini. (wid)