Agriternak---Sapi-Bali

Jembrana (Metrobali.com) –

Populasi sapi Bali khususnya di Kabupaten Jembrana, Bali mengalami penurunan. Kondisi tersebut terjadi selama kurun waktu lima tahun belakangan.

Dari data yang dihimpun, tingkat perkembangbiakan Sapi Bali di Jembrana cenderung menurun. Terparah terjadi pada tahun 2012 lalu, dimana bibit sapi Bali cenderung sulit didapatkan.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (PPP) Jembrana, I Ketut Wiratma, membenarkannya.

“Banyak faktor sebagai pemicunya, salah satunya karena perkembangbiakanya yang tergolong lambat” ujar Wiratma, belum lama ini.

Pihaknya sepakat adanya upaya menjaga populasi sapi Bali ini, sebagai salah satu spesies plasma nutfah. Salah satunya dengan pembatasan pengiriman sapi bali keluar Bali. Pasalnya pertumbuhan rata-rata ternak jenis sapi potong di Jembrana berkisar 1,06 persen.

Tahun 2015, populasi sapi Bali mencapai 51.825 ekor, dengan populasi terbanyak terdapat di Kecamatan Melaya yang mencapai 19. 584 ekor sapi. Namun, jumlah tersebut turun jauh dibanding populasi tahun 2011 yakni 54.134 ekor sapi.

Wiratma menambahkan, setiap tahun Pemerintah Provinsi sebenarnya sudah melakukan pembatasan jumlah pengiriman keluar Bali. Namun dari tahun ke tahun, populasi sapi Bali tetap saja menurun.

Sementara konsumsi daging sapi di Jembrana mengalami stagnan. Hal itu dapat dilihat dari jumlah sapi yang dipotong di RPH berkisar tujuh ekor per hari.

Menurutnya, dulu saat ada program pengadaan bibit sapi Bali ke Kalimantan, ditemukan hal yang agak ganjil. Dimana kuota bibit yang akan dikirim masih ada, namun daerah yang menerima bibit mengaku sudah sesuai menerima. Sehingga muncul dugaan, darimana asal bibit sapi itu didapat, kalau bukan dari jalur ilegal.

“Kalau masalah ijin pengiriman keluar Bali, kami tidak tahu, karena selama ini kami tidak dilibatkan” ujarnya. MT-MB