Jakarta (Metrobali.com)-

Kepolisian RI saat ini masih memeriksa 11 saksi untuk mengusut kericuhan saat final pertandingan tinju yang mengakibatkan 18 orang meninggal dunia karena berdesakan keluar dari gedung.

“Ada 11 yang diperiksa. Kapolda sudah di Nabire dan sejak jam 12 malam tadi sudah bisa dikendalikan,” kata Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Timur Pradopo di Kantor Presiden Jakarta, Senin (15/7).

Kapolri mengatakan kericuhan terjadi saat akhir kejuaraan oleh kelompok yang tidak puas dan mengakibatkan para penonton yang berjumlah 1.500 orang berebut keluar dari gedung.

“Korban terakhir 18 meninggal. Semua korban terinjak-injak di dalam gedung karena pintu tidak mampu menampung (penonton keluar-red),” katanya.

Kapolri mengatakan berdasarkan laporan pintu keluar di gedung itu hanya dua.

Mengenai petugas pengaman saat acara berlangsung, Kapolri mengatakan petugas keamanan dikerahkan sekitar 250 personel masing-masing 100 dari TNI dan 150 dari Polri.

“Tentunya kita akan lakukan langkah-langkah audit pemeriksaan lebih dalam. Kemudian hari ini Kapolda sudah di lokasi dari Jayapura. Kemudian bantuan pengamanan tambahan untuk keamanan di Nabire 300 dari TNI dan 300 dari Brimob Polda Papua,” kata Timur.

Sementara itu Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan pemerintah merasa prihatin atas hal tersebut dan menyampaikan duka yang mendalam.

“Kapolda saya sudah minta untuk terus antisipasi terhadap perkembangan apabila mungkin nanti bisa berkembang lebih lanjut,” kata Djoko.

Namun hingga Senin (15/7) siang, kata Djoko, perkembangan situasi di Nabire baik dan tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan.

“Pasti ada evaluasi. Biasanya kalau ada keramaian itu ada izin keramaian baik dari kepolisian atau Pemda,” katanya. AN-MB