Denpasar (Metrobali.com)

 

Tak kurang dari 30 warga negara Ukraina yang ingin menyampaikan aspirasinya di Monumen Bajra Sandi, Renon – Bali tak bisa melakukan aksinya untuk memprotes intervensi yang dilakukan Rusia ke negaranya.

“Kami hanya ingin menyuarakan aksi protes kami terhadap perang yang sedang berkecamuk yang mengancam keselamatan jiwa anak-anak disana, meskipun telah dicoba untuk dikomunikasikan terkait rencana kegiatan aksi ini, namun pihak keamanan tidak juga memberikan,” kata Chevganiuk Olga, Pemimpin aksi warga Ukraina di Monumen Bajra Sandi, Renon Denpasar, Senin (1/3/2022).

Namun yang sangat disesalkan, ketika pihaknya ingin sekedar menyuarakan solidaritas kemanusiaan dan memohon untuk Rusia menghentikan invasinya di Ukrania, Aksi berjalan dengan aman dan damai, tidak ada keributan sama sekali begitu pula dengan aksi yang di Konsul Ukrania.

Situasi perang yang terjadi di Rusia dan Ukraina masih jadi sorotan masyarakat di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

Pasalnya, dampak dari perang Rusia Ukraina ini telah menyerang ranah distribusi minyak dunia, di mana harga minyak per barel jadi melonjak tajam.

Situasi di negara kami kian kacau dan mestinya tidak boleh ada perang di Ukraina yang berdampak pada kemanusiaan, kami ingin Ukraina bebas, dan Rusia pergi dari negara kami.

Pihak keamanan yang dimintai keterangan, mengatakan tidak seharusnya aksi ini dilakukan disaat situasi penanganan pandemi dilakukan, “Faktanya dikhawatirkan aksi ini dapat memicu kerumunan, kami memahami penderitaan yang dialami negaranya, tapi tolong juga untuk tidak melakukan aksi demo menjelang masyarakat Bali sedang mempersiapkan hari raya Nyepi,” tutur seorang aparat kepolisian yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Tampak sebagian dari mereka bergegas pergi, konon tujuannya menuju ke Konsulat Ukraina di kawasan Jl. Sesetan, Denpasar. (hd)