pengerupukan

Denpasar (Metrobali.com)-

Kepolisian Daerah Bali telah memetakan daerah yang rawan terjadi gangguan keamanan saat malam “Pengerupukan” atau sehari menjelang Hari Raya Nyepi dengan tradisi mengarak “ogoh-ogoh” atau patung raksasa dengan bentuk menyeramkan.

“Kami sudah memetakan beberapa kerawanan dan ancaman yang kemungkinan terjadi dengan pemetaan itu kami akan turunkan anggota untuk pengamanan,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali, Komisaris Besar Hery Wiyanto di Denpasar, Selasa (17/3).

Menurut dia, pengamanan prioritas akan dilakukan oleh satuan wilayah di sembilan kabupaten/kota di Pulau Dewata yang didukung oleh petugas dari Polda Bali.

Dia menjelaskan bahwa dukungan dari Polda Bali akan dilaksanakan oleh petugas Pengendalian Massa (Dalmas), Brimob dan Polisi Lalu Lintas untuk pengamanan rute-rute arak-arakan ogoh-ogoh.

“Polres-polres sudah memetakan kawasan rawan di masing-masing wilayah hukumnnya,” ucapnya.

Selain itu, Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) yang menjadi garda depan polisi di desa dan petugas intelijen juga bersiaga memberikan informasi apabila ada potensi gangguan keamanan di wilayah.

Arak-arak ogoh-ogoh biasanya dilaksanakan petang hari sesaat setelah upacara “Pecaruan” atau ritual pembersihan alam secara Hindu yang dipusatkan di titik-titik wilayah seperti perempatan jalan atau kawasan publik yang menjadi titik berkumpul masyarakat.

Di Denpasar misalnya, lanjut dia, beberapa kawasan sentral yang menjadi titik utama arak-arakan ogoh-ogoh adalah di kawasan Lapangan Puputan Badung atau di sekitar Patung Catur Muka Denpasar. AN-MB