Denpasar (Metrobali.com)-

Kepolisian Daerah Bali tengah menyusun langkah untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan saat masa kampanye menjelang Pemilihan Umum 2014.

“Potensi kerawanan pada saat kampanye akan dikaji dari Pemilu lima tahun lalu menjadi tolak ukur kami,” kata Kepala Polda Bali, Inspektur Jenderal Albertus Julius Benny Mokalu, di Denpasar, Selasa (17/12).

Menurut dia, sejumlah kerawanan saat masa kampanye di antaranya kerusuhan antarkelompok sudah dipetakan pihak kepolisian sehingga polisi dapat menentukan cara bertindak.

“Kami petakan itu semua sehingga cara bertindak lebih efisien,” ucap Mantan Kepala Polda Bengkulu.

Benny Mokalu menyatakan bahwa situasi politik saat Pemilu 2014 diharapkan selalu aman dan kondusif karena hal tersebut akan mempengaruhi pariwisata Pulau Dewata.

Untuk itu pihaknya ingin meningkatkan sinergitas dengan sejumlah instansi terkait guna mewujudkan situasi aman tersebut.

“Kita perlu solidaritas untuk bersinergi dalam pelaksanaan tugas,” katanya.

Selain mengantisipasi masa kampanye, kata jenderal dengan bintang dua itu, situasi saat masa tenang, waktu pemilihan dan pelantikan juga menjadi atensi pihak kepolisian.

Meskipun mengaku telah memetakan daerah rawan gangguan keamanan, jenderal polisi bintang dua itu menyatakan wilayah rawan gangguan keamanan tergolong susah diprediksi.

Seluruh kekuatan Polda Bali yang berjumlah 12 ribu orang personel ditambah dengan TNI dan petugas pengamanan adat atau “pecalang” akan dikerahkan untuk kegiatan pengamanan.

Ia juga meminta masyarakat untuk ikut berpartisipasi menjaga keamanan wilayah sehingga dalam pesta demokrasi itu berjalan lancar.

Polda Bali sendiri melibatkan pula 686 orang personel Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) yang juga dibantu TNI. AN-MB