Tabanan (Metrobali.com)-
Kelompok Tani Ternak Kambing Padang Sari, Banjar Padangan Kelod, Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, tahun 2013 ini diberikan kepercayaan sebagai duta Provinsi Bali, untuk mengikuti lomba kelompok tani ternak tingkat nasional. Didaulatnya kelompok tani ternak kambing didaerah sentra perkebunan itu, karena telah mampu menjadikan dirinya sebagai kelompok tani ternak terbaik tingkat Provinsi Bali. Di samping itu,  kelompok ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi kelompok yang tangguh dan mandiri.
Ketua Kelompok Tani Ternak Kambing Padang Sari, I Gede Artamba ditemui di tengah-tengah persiapan lomba belum lama ini mengaku, dengan dipercayakanya tanggung jawab ini kepada kelompok yang dipimpinya, merupakan tantangan yang cukup besar. Namun pihaknya lebih memaknai sebagai sebuah penghargaan dari Dinas Peternakan Provinsi Bali. Dengan penghargaan ini, pihaknya dituntut untuk terus melakukan langkah-langkah kongkrit dalam upaya memaksimalkan pemanfaatan potensi yang dimiliki secara terintegrasi. “Terus terang kami tidak menyangka kalau kami akan diberikan kepercayaan oleh Pemerintah Provinsi Bali, untuk menjadi duta dalam lomba kelompok ternak ketingkat nasional ini. Dengan kepercayaan ini kami terus melakukan pembenahan disegala lini, untuk penyempurnaan keberadaan kelompok kami kini dan kedepan,” ujarnya.
Sejak didirikan pada tahun 2007 silam kata Artamba, anggota kelompok sangat merasakan manfaatnya setelah bergabung dalam kelompok, dibandingkan masih memelihara secara sendiri-sendiri. Dari segi pembinaan dan pemasaran serta memperoleh bantuan modal usaha. “Kami mendapatkan manfaat yang lebih baik setelah kami bergabung kedalam satu kelompok. Baik dari segi pembinaan, akses permodalan dan pemasaran,” imbuhnya.
Kelompok ini fokus membudidayakan kambing jenis peranakan etawa (PE). Jumlah populasi kambing PE dikelompok ini mencapai 525 ekor, dengan kepemilikan masing-masing anggota 21 ekor. Sejak dibentuk tahun 2007 lalu, kelompok ini masih berkutat dengan produksi bibit, karena banyaknya permintaan dari warga tetangga Desa Padangan. Perbandinganya, 70 persen kegiatan pembibitan dan 30 persen penggemukan.
Sementara ketersediaan pakan berupa hijauan makan ternak (HMT) sampai saat ini belum ada kendala yang signifikan. Topografi wilayah dengan curah hujan yang cukup tinggi (antara 1.000-1.500 meliliter/tahun),  membuat ketersediaan HMT bisa sepanjang tahun. Kendati demikian, pihaknya juga telah menempuh langkah-langkah antisipasi, bila terjadi musim yang berdampak pada semakin menipisnya ketersediaan HMT dengan mengolah limbah kebun seperti kulit biji kopi dan cangkang kakao untuk bahan baku panak kambing alternatif.”Belakangan musim kan sangat sulit ditebak. Guna mengantisipasi kalau sampai terjadi paceklik HMT, kami sudah dibekali ketrampilan mengolah limbah kebun seperti kulit kopi dan cangkah kakao sebagai bahan baku pakan kambing alternatif,” ujarnya.
Dalam budidaya ternak kambing PE ini pihaknya mengelola melalui tiga langkah yakni, aspek usaha agribisnis hulu, aspek usaha agribisnis budidaya dan aspek usaha agribisnis hilir. Pasalnya, apa bila dilakukan dengan pola terputus, hasilnya akan kurang maksimal.
Ternyata dari pola hulu, budidaya dan hilir, mampu memberikan kontribusi yang optimal. Ternak kambing akan bisa memberikan hasil berupa daging, kulit dan susu. Limbah kambing berupa kotoran dan air kencing bisa diolah menjadi pupuk kompos. Yang juga menjadi penting adalah, tanah bisa terbebas dari sisa-sisa residu kimia, karena perkebunan setempat tidak lagi tergantung pada pupuk kimia. “Dengan ternak kambing ini kami bisa menjaga kesehatan lingkungan, karena kami tidak lagi tergantung dengan pupuk kimia. Karena kami sudah mampu mengolah limbah ternak menjadi pupuk kompos. Jelas ini akan memberikan dampak ganda. Disatu sisi lingkungan kami menjadi aman dari timbunan residu kimia, dan biaya produksi kami terutama biaya pembelian pupuk kimia bisa ditekan,”ujar pria berjenggot ini.
Pupuk kompos yang berhasil diolah, sudah dimanfaatkan untuk memupuk tanaman manggis milik Kelompok Wanita Tani  (KWT) Sari Buah, Desa Padangan. Buah manggis organik, ternyata lebih diminati pasar. Baik pasar lokal maupun mancanegara. MAMI-MB