Denpasar (Metrobali.com)-

Pengawasan di sejumlah pintu masuk menuju Pulau Bali diperketat untuk mengantisipasi penyusupan terpidana kasus terorisme yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan.

“Kami sekarang memperketat pengawasan di jalur masuk menuju Bali. Kami tidak ingin berisiko terkait pelarian tahanan dari Medan,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali, Komisaris Besar Hariadi, di Denpasar, Selasa (16/7).

Menurut dia, pengawasan tersebut tak hanya dilakukan di pintu masuk resmi, tetapi juga beberapa pintu masuk yang tak resmi atau yang biasanya dikenal dengan “jalur tikus”.

Petugas kepolisian melakukan pengawasan dengan mengintensifkan pemeriksaan terhadap orang melalui pemeriksaan identitas dan barang milik para penumpang yang baru tiba khususnya melalui penyeberangan laut di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana.

Selain mengintensifkan pemeriksaan di pos dua pelabuhan Gilimanuk, Polres Jembrana juga melakukan pengamanan dan pengawasan di areal pelabuhan dan patroli di sejumlah pelabuhan tradisional di pesisir pantai Jembrana.

Pihaknya kini telah menjalin sinergitas dengan instansi terkait seperti TNI serta petugas binaan Polda Bali seperti Babinkamtibmas dan pembinaan kepada warga di sekitar wilayah pesisir seperti para nelayan.

“Kami lakukan sinergi dengan semua pihak untuk melakukan pengawasan agar bisa menangkal teroris masuk ke Bali,” ucapnya.

Selain meningkatkan pengawasan, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian daerah tetangga seperti dengan Polda Jawa Timur dan Polda Nusa Tenggara Barat untuk antisipasi masuknya teroris.

Peningkatan pengawasan tak hanya dilakukan untuk mencegah masuknya teroris tetapi juga mencegah masuknya dinamit yang hilang di Bogor, Jawa Barat pada Kamis (26/6) yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

“Kami tak hanya menyasar orang yang berpotensi mengganggu keamanan tetapi juga dinamit yang hingga saat ini masih belum ditemukan,” ujar Hariadi.

Hingga saat ini dari 14 terpidana terorisme belum kembali ke LP Tanjung Gusta setelah kerusuhan beberapa hari lalu. AN-MB