Denpasar (Metrobali.com)

 

Implementasi Sila-sila dalam ideologi Pancasila menjadi kesatuan rangkaian dalam upaya penguatan moderasi beragama, baik intern maupun antarumat beragama di Indonesia. Maka untuk itu seyogyanya peningkatan peran dan kapasitas sumber daya manusia Hindu menjadi penting untuk menghadapi tantangan dunia di era globalisasi.

Hal tersebut dikemukakan oleh Ketum Pengurus Harian PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (WBT) disela-sela Seminar ‘Penguatan Moderasi, Merawat Toleransi Antar dan Intern Umat Beragama’ yang digelar PHDI Pusat di Hotel Aston, Sabtu (19/11)

Moderasi Beragama sangat penting ditingkatkan untuk memperkuat eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Salah satu kunci dalam moderasi beragama adalah komunikasi.

‘Melalui seminar ini pihaknya ingin membangun SDM Hindu yang lebih baik lagi di masa depan agar dapat berkontribusi merawat toleransi dan menjaga kebhinekaan Indonesia,” tambah Wisnu Bawa Tenaya.

Seminar ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Bali yang diwakili Kepala Badan Kesbangpol, Dewa Putu Mantera yang ditandai dengan pemukulan gong. Peserta seminar ini terdiri dari para mahasiswa, tokoh agama, serta para pengurus PHDI kabupaten/kota se-Bali, serta pengurus PHDI Provinsi, baik secara daring maupun luring.

Dirjen Bimas Hindu, Prof. Dr. I Nengah Duija, M.Si. Nengah Duija dalam pesan daringnya, mendorong Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) untuk meningkatkan kolaborasi dan kerjasamanya dengan Kementerian Agama khususnya DirektoratJenderal Bimas Hindu untuk bersama-sama mensukseskan program pemerintah, baik moderasi beragama, peningkatan kualitas SDM umat Hindu dan kualitas lembaga keagamaan Hindu.

Menurut Dirjen, dalam kondisi kekinian, banyak hal yang telah hilang di tengah realitas di masyarakat. Ini menjadi tantangan yang besar dalam upaya mensinergikan tata kelola nilai lokal dengan nilai global yang kini sangat sulit untuk dibendung. Karena itu, kunci dari moderasi beragama itu adalah komunikasi.

Sementara itu, Gubernur Bali dalam sambutannya. yang dibacakan Kepala Badan Kesbangpol, Dewa Putu Mantera menyampaikan bahwa pihaknya memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Seminar Penguatan Moderasi Beragama ini yang juga dapat meningkatkan kontribusi Umat Hindu dalam pembangunan bangsa dan Negara, serta dapat turut mendukung program-program pemerintah seperti penguatan moderasi beragama sebagai landasan pembangunan kebudayaan yang memiliki nilai strategis. Penguatan moderasi beragama penting sebagai upaya menjaga masa depan Bangsa Indonesia, keanekaragaman, kepercayaan serta tradisi yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia.

Di sisi lain, Ketua Panitia penyelenggara Seminar, dr. Ir. I Wayan Jondra M.Si mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam moderasi antar umat beragama adalah kesadaran untuk melakukan introspeksi kedalam hati masing-masing umat.

“Sebab hakekatnya dalam membangun hubungan relationship antar umat perlu disadari bahwa sesungguhnya masing-masing umat juga memiliki perspektif dan madzabnya sendiri-sendiri, maka hendaklah dikedepankan persamaan-persamaan dan keselarasan pandangan, dan bukan perbedaan yang timbul mengemuka,” tutur Jondra.

Ketua PHDI Kecamatan Kuta, dr. Drs I Nyoman Sarjana M.Ikom. justru berpendapat bahwa diperlukan upaya untuk membangun komunikasi yang intensif dengan sesama umat. Hal tersebut menjadi suatu yang penting sehingga tidak lagi ada perspektif keyakinan beragama yang lebih mendominasi. Dan juga perlu dipertajam penafsiran konsep keagamaan yang lebih kontekstual sehingga terbangun pondasi keyakinan yang lebih holistik di masa depan. (hd)