Bangli ( Metrobali.com )-
Sekelompok anak muda di Desa Katung, Kintamani menggelar pesta miras. Namun, apa yang diinginkan anak muda untuk bisa mendapat hiburan dari pesta miras itu, ternyata berakibat patal. Sehabis pesta minum arak methanol korban bergelimpangan jatuh satu persatu.

Dari peristiwa pesta miras tersebut, satu tewas di TKP, menyusul kemudian korban tewas setelah sempat mendapat perawatan di RS Sanglah. Informasi yang dihimpun Metrobali.com bahwa pada hari Rabu (29/8) bertepatan umat Hindu merayakan hari raya Galungan, bertempat di desa Katung, Kecamatan Kintamani, Bangli, 2 ( dua ) kelompok orang sedang melakukan pesta miras. Mereka meminum minuman sejenis  arak methanol.

Tidak sampai di situ dua kelompok orang yang berjumlah 50 orang melanjutkan pesta miras di Manis Galungan tepat hari Kamis ( 30/8 ). Saking asiknya menikmati pesta miras bercampur methanol ke dua kelompok tersebut tidak mengetahui akibat dari terlalu banyak mengkonsumsinya, akibatnya fatal bagi mereka. Pada hari Jumat ( 31/8 ) sekira pukul 23.00 wita dua kelompok tiba-tiba bergelimpangan tidak sadarkan diri.

Dalam kejadian, satu tewas di TKP. Dia adalah Wayan Rustana 35 asal desa setempat. Selanjut sebagian teman korban dilarikan ke Rumah Sakit Angga di Kerta, Bangli. Karena saking parahnya, kedelapan  teman korban terpaksa dikirim ke RS Sanglah, Denpasar. Namun pada hari Sabtu ( 1/9 ) sekira pukul 06.00 wita korban meninggal di RS Sanglah atas nama Wayan Sujana 39 asal Desa Katung, Kintamani, Bangli. Dan teman korban yang masih di rawat di RS Sanglah berjumlah 7 orang diantaranya, Gd Antara 28, Wayan Kandi 32, Wayan Sudiana 24, Wayan Wartana 27, Nyoman Rediana 22, Nyoman Parsa 33.

Sementara itu, Humas RSUP Sanglah, Kadek Nariartha mengatakan, keduanya tiba dengan waktu yang berbeda di rumah sakit pemerintah tersebut. Namun demikian, keduanya mengalami keluhan sama. “Menglami gangguan penglihatan dan mual-mual,” kata Nariartha, Sabtu (1/9).

Kendati begitu, Nariartha belum berani memastikan apakah keduanya tewas akibat menenggak arak metanol atau bukan. “Soal karena arak metanol atau bukan, kami masih terus mendalami. Tetapi keduanya mengalami gejala sama seperti orang keracunan metanol pada umumnya,” jelas dia.

Dikatakan, sebelumnya satu orang dirujuk ke RSUP Sanglah. “Sabtu dini hari sekitar pukul 01.00 WITA satu orang dirujuk ke sini. Satunya lagi pukul 04.00 WITA subuh,” ungkapnya.

Sayang, Nariartha tak hafal identitas keduanya. Menurutnya, satu orang tewas pada Sabtu pagi 1 September 2012 pukul 09.00 WITA, sementara seorang lainnya pada pukul 13.30 WITA siang tadi.  SUS-BOB-MB