Pertalite SPBU

Denpasar (Metrobali.com)-

General Manager Pertamina MOR V, Ageng Giriyono secara resmi meluncurkan SPBU yang menjual Pertalite di Sesetan, Denpasar.  Menurut Ageng, SPBU ini merupakan outlet 555 yang menjual Pertalite di seluruh Indonesia. Ia menuturkan, penggunaan bahan bakar jenis Pertalite menunjukkan perkembangan baik. “Tiap harinya diluncurkan dua SPBU. Pertalite laku karena dia ada di mana-mana. Kami bersaha secepat miungkin pengembangan pasar. Jatim semua kabupaten/kota sudah ada. Di Bali juga sudah ada di semua kabupaten/kota. Sisanya baru di tingkat provinsi, secepatnya kita kembangkan di kabupaten/kota,” kata Ageng di Denpasar, Senin 11 April 2016.

Dari jumlah 555 outlet, di Bali terdapat 60 outlet. Meski telah mencapat target, namun Ageng menuturkan Pertamina MOR V akan terus menambah jumlah SPBU yang menjual Pertalite. Hingga akhir tahun 2016 Pertamina masih akan menambah outlet Pertalite hingga 615 SPBU. “Jika ini tercapai, maka Pertamina MOR V akan mencapai jumlah outlet SPBU Pertalite 11 persen dari target,” papar dia.

Ia menilai animo konsumen maupun pengusaha terhadap Pertalite sangat tinggi. Ini terlihat dari konsumsi yang terus meningkat dan permintaan para pengusaha SPBU yang tadinya belum menjual produk Pertalite agar bisa segera menjual Pertalite di SPBU mereka.

“Pertalite juga kini hadir di eceran. Penurunan harga BBM juga turut membawa dampak positif terhadap konsumsi Pertalite. Pasca-penurunan harga, konsumsi Pertelite di MOR V mengalami peningkatan sebesar 56 persen dari 819 kiloliter perhari menjadi 1.273 kiloliter perhari,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Branch Manager Bali & NTB, I Ketut Permadi Aryakumara menjelaskan, khusus untuk Bali, pasca-penurunan harga konsumsi Pertalite naik sebesar 46 persen dari konsumsi sebelumnya.

“Pasca-penurunan harga BBM, Pertalite naik 46 persen dari konsumsi sebelumnya, yaitu dari 88,5 kiloliter perhari menjadi 129 kiloliter perhari. Realisasi penjualan mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2015 konsumsi Pertalite belum mencapai 70 kiloliter perhari. “Maka triwulan pertama tahun 2016 80 kiloliter perhari,” beber dia.

“Tren konsumsi premium saat ini terjadi penurunan sebesar 5 persen dari 2.100 kiloliter perhari menjadi 2.000 kiloliter perhari. Di sisi lain Pertalite mengalami peningkatan. Ini menunjukkan tren ada peralihan penggunaan Premium ke Pertalite. Hal ini juga terjadi di Pertamax. Peningkatannya dibandingkan tahun 2015 lalu, pada triwulan pertama tahun ini naik 139 persen. “Pertamax realisasinya 270 kiloliter perhari pada Januari. Pada April naik menjadi 437 kiloliter perhari,” katanya. JAK-MB