Oleh : Wayan Gendo Suardana

Atas pernyataan rilis resmi Gubernur Bali; I Wayan Koster, saya menanggapai sebagai berikut.

Didalam rilis resminya ada beberapa point argumentasi yang digunakan Koster sebagai dasar pembenaran atas keputusan politiknya menolak kehadiran Timnas Israel U20 yang berakibat batalnya perhelatan piala dunia U20 di Indonesia dan Bali sebagai salah satu tuan rumah.

Pernyataan Koster tersebut tak lebih dari sekedar pembenaran dan sebetulnya semakin menunjukan kekonyolan keputusan politiknya. Semakin Gubernur banyak melakukan pembenaran maka semakin terlihat kedangkalan dari kemampuan politik Gubernur Bali

Ada beberapa argumen yang sangat gampang dibantah dengan fakta-fakta tindakan dari Gubernur Bali, diantaranya:

PERTAMA: Alasan yang dikemukan Koster menolak kehadiran Timnas Israel U 20, adalah (a). Alasan konstitusi karena Indonesia anti penjajahan, (b). Alasan kemanusiaan karena Israel yang menjajah Palestina puluhan tahun , (c) Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel.

Heroiknya di dalam argumentasinya ini dibumbui dengan mengaet nama besar Bung Karno, namun demikian sangat gampang saya bantah sebagai berikut:

Jika hal itu dijadikan alasan penolakan Israel, maka pertanyaannya: bukankah hal itu sudah sedari lama dianut dan jadi garis politik Negara Kita jauh sebelum Koster menjabat sebagai Gubernur Bali?

Jika benar alasannya demikian maka seharusnya Koster sebagai Gubernur Bali tidak mengajukan diri sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20, karena Koster seharusnya tahu bahwa ada Timnas Israel ikut serta di dalam kualifikasinya, atau setidak-tidaknya Koster akan mengajukan syarat; bersedia sebagai penyelenggara dengan syarat Israel tidak ikut. Seharusnya dari awal sikapnya begitu sebagai konsekuensi logis dari alasan yang dia sampaikan.

Kenyataannya, toh Koster tetap mengajukan diri sebagai penyelenggaran, bahkan menjadi venue drawing dengan dana APBD untuk perbaikan art center, dan setelah tahu Israel lolos di Juni 2022 pun Koster tetap menyatakan bersedia menjadi tuan rumah bahkan ada klaim semua hal itu berkat kerja keras Koster. Artinya tidak ada satupun alasan politik luar negeri yang dikemukan Koster dari awal. Dia seperti bersiap menerima piala dunia dengan Timnas Israel sebagai salah satu pesertanya.

KEDUA : Alasan terkait dengan isu keamanan.

Alasan ini juga terkesan mengada -ada karena pihak kepolisian telah menyatakan di mereka massa bahwa sampai saat ini tidak ada masalah keamanan dan potensi gangguan keamanan.

Jikapun ada masalah keamanan, seharusnya hal itu adalah menjadi tugas dari lembaga keamanan negara baik TNI maupun Polri. Logika sederhananya, jika Presiden Jokowi optimis dengan penyelenggaraan ini apakah alasan keamanan yang dijadikan alasan oleh Koster masuk akal? Lebih jago mana terkait isu keamanan Presiden Jokowi sebagai Komando tertinggi TNI dan Polri serta lembaga Intelijen dibanding hanya seorang Koster sebagai Gubernur Bali?

Kalau alasan Koster dia tidak mau pariwisata terganggu akibat gangguan keamanan, sedangkan di sisi lain Presiden Jokowi mengamini perhelatan ini, bukankah itu sama saja seperti menuding Presiden Jokowi tidak sayang pariwisata Bali.

Terkait harapan dia agar FIFA berlaku adil dengan mencoret Timnas Israel seperti FIFA mencoret Timnas Rusia adalah ide yang menarik. Tetapi sekali lagi, sebelum meminta FIFA adil, semestinya Koster instrospeksi diri. Sudah tahu Timnas Israel lolos final lantas kenapa masih bertahan mau jadi tuan rumah? Kenapa tuntutan agar FIFA mencoret Timnas Israel tidak dilakukan saat mengajukan diri jadi tuan Rumah?

Saya juga anti terhadap Israel yang menjajah Palestina dan hal itu bertentangan dengan UUD RI 1945, sama seperti yang anda ungkapkan, tapi pertanyaannya: jika sedemikian adiluhung sikap anda yang taat konstitusi, lalu kenapa anda tidak menyatakan hal yang sama saat bendera Israel berkibar di Konfrensi International Parlementary Union (IPU) yang diselenggarakan di Bali pada tahun 2022 atau menolak atlet Esport dari Israel yang bertanding di sini? Benarkan alasan yang anda kemukan karena prinsip politik anda atau hanya alasan yang dibuat terkesan heroik agar “ngeles”nya terkesan hebat?

Jadi Saudara Koster, sebagai Gubernur Bali , sebaiknya anda tidak mudah banyak melakukan pembenaran.

Penulis : I Wayan Gendo Suardana, praktisi hukum dan pemain serta penghobi bola.