Bangli (Metrobali.com)-
Untuk menyusun program kerja tahun anggaran 2012, Majelis Madya Kabupaten Bangli, Selasa (27/12) menggelar Paruman Madya Majelis Desa Pakraman Kabupaten Bangli yang diikuti oleh bedesa adat se Kabupaten Bangli. Acara yang digelar di ruang pertemuan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Bangli, dibuka oleh Bupati Bangli I Made Gianyar, SH.,M.Hum, didampingi Ketua DPRD kab. Bangli I.B. Raka Mudarma.
Ketua Majelis Madya Bangli Made Rijasa mengatakan, selain untuk menyusun program kerja, paruman Majelis Madya yang dihadiri 172 bedesa adat se Kabupaten Bangli juga dimaksudkan untuk menyatukan persepsi diatara bendesa adat terkait dengan penyelesaian kausus adat di Kabupaten Bangli. “Kita ingin permasalahan Desa Pakraman di  Bangli bisa ditangani dengan baik, sehingga tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan, termasuk juga permasalahan kenakalan remaja yang kian marak terjadi seperti minum-minuman keras dan pengaruh sex bebas.”ungkapnya.
Dikatakan juga, melalui paruman Majelis Madya ini, kita menekankan petunjuk pengelolaan bantuan desa pakraman yang dikucurkan Pemerintah Provinsi Bali. Sehingga para bendesa adat tahu benar apa yang seharusnya dikerjakan dengan dana tersebut. Secara umum di Bangli kita melihat para bendesa adat sudah bisa memanfaatkan bantuan tersebut dengan baik sesuai dengan petunjuk yang ada, namun masih ada beberapa yang belum maksimal pengelolaanya, seperti pesraman yang masih kurang, padahal pesraman  merupakan tempat yang sangat tepat untuk membentuk karakter remaja. Pada kesempatan ini kita berharap kepada Pemerintah Kabupaten Bangli, bisa lebih memperhatikan kesejahteraan para bendesa adat. Karena bagaimanapun juga keberadaan bedesa adat tidak bisa dikesampingkan dalam pembangunan Kabupaten Bangli sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Bupati Bangli Made Gianyar dalam kesempatan ini juga menyampaikan harapanya tekait penyelesaian konflik adat  yang terjadi di Kabupaten Bangli. Sehingga melalui paruman Majelis Madya bendesa adat se Kabupaten Bangli sekarang ini, mampu menyatukan pemikiran terkait dengan pemecahan dan antisipasi permasalahan adat yang terjadi di masyarakat. “Kedepan kita mengharapkan tidak terdengan lagi adanya konflik adat yang terjadi di masyarakat Bangli, sehingga peran aktif bendesa adat dalam hal ini sangat dibutukan demi mewujudkan masyarakat Bangli yang Gita Santi“ ucap  Gianyar. (Humas Bangli)