Ketua DWP Badung Ny. Rasniathi Adi Arnawa bersama jajarannya saat melaksanakan persembahyangan di Pura Selonding, Desa Adat Pecatu, Senin (22/11). 

Mangupura, (Metrobali.com)

Bertepatan dengan hari suci Soma Paing Wuku Langkir, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Badung Ny. Rasniathi Adi Arnawa bersama jajarannya melaksanakan persembahyangan di Pura Selonding, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Senin (22/11).

Pada persembahyangan serangkaian memperingati Hut DWP ke-22 Tahun 2021 ini juga dilaksanakan penyerahan punia berupa dua setel busana pemangku lanang istri serta penyerahan satwa merta yaitu berupa makanan kepada kera di sekitar areal pura.

Sebelum melakukan persembahyangan di areal utama Pura Selonding, rombongan DWP Kabupaten Badung terlebih dahulu melakukan persembahyangan di Pura Goa Selonding yang berada di bawah tebing, persembahyangan dipimpin langsung oleh pemangku setempat. Pada kesempatan itu juga nampak kelihatan kera putih menyambut kedatangan anggota rombongan.

Seusai melakukan persembahyangan Ketua DWP Kabupaten Badung Ny. Rasniathi Adi Arnawa mengatakan, dalam rangka HUT DWP ke-22 tepatnya di tanggal 7 Desember 2021, pihaknya mengadakan persembahyangan bersama di Pura Selonding Desa Pecatu.”Terkait dalam hal ini kami memberikan punia kepada Jero Mangku berupa busana, sekaligus menyerahkan makanan untuk para kera yang ada di sekitaran Pura ini. Harapan kami semoga dengan kegiatan ini bisa memotivasi para pemangku dalam melaksanakan swadarmanya ngaturang ayah di Pura Selonding,” ungkapnya.

Sementara Jro Mangku Nyoman Suprapta menuturkan, Pura Goa Selonding merupakan peninggalan era prasejarah yaitu pada masa berburu (Mesolithikum), khususnya pada masa kehidupan berburu makanan yang diperkirakan berumur kurang lebih 2500 sebelum masehi (SM). Berdasarkan penelitian arkeologis pada tahun 1961 oleh R.P.Soejono telah ditemukan bukti-bukti mengenai kehidupan manusia pada masa mesolitik di Goa Selonding. Goa ini terletak di Pegunungan Gamping di Semenanjung Benoa, memberikan bukti tentang kehidupan yang pernah berlangsung di sana. Dalam penggalian Goa Selonding ditemukan alat-alat terdiri dari alat serpih, serut, sudip, lancipan, tulang-tulang binatang, beberapa pecahan kulit moluska dan sejumlah alat-alat dari tulang. Diantara alat-alat tulang terdapat beberapa lencipan muduk yaitu sebuah alat sepanjang 5 cm, yang kedua ujungnya diruncingkan. Hal itu telah memberi gambaran telah adanya aktivitas kehidupan di sana pada masa itu. “Pura Goa Selonding di Desa Pecatu diperkirakan memiliki kaitan erat dengan Pura Dalem Selonding yang ada di Besakih,” imbuhnya. (RED-MB)