Denpasar (Metrobali.com)-

Kementerian Perhubungan mendesak agar pembangunan bandara di Bali utara tepatnya di Kabupaten Buleleng, Bali agar dipercepat pelaksanaannya. Menanggapi hal itu, Sekretaris Komisi III DPRD Bali, IGM Suryantha Putra menyatakan masih banyak kendala dalam membanguna bandara di Bulelng. Namun, pihaknya tetap mendukung atas rencana tersebut. Hanya saja, kata dia, hingga saat ini pihaknya sama sekali belum melihat Fisibility Study (FS) atas rencana pembangunan itu.
“Kita dukung. Tapi FS-nya belum terima. Pembangunan bandara di Buleleng itu penting, tapi insfrastruktur itu juga harus disiapkan,” kata Sena, sapaan akrabnya, Kamis 3 Mei 2012.
Hingga sat ini, sambung Sena, belum ada titik koordinat pasti di mana bandara baru itu nantinya dibangun. Pun halnya dengan investor. Hingga saat ini belum ada pihak yang berminat menanamkan investasinya untuk pembangunan bandara Buleleng.
Menurutnya, penyiapan insfrastruktur jalan penghubung Balia selatan dan Bali utara harus terlebih dulu dibuat sebelum bandara itu ada. “Ruas (jalan) itu yang paling penting sebelum bandara,” tegas dia. “Rencana bandara itu baik, karena akan meningkatkan pendapatan perkapita Bali. Tapi sulit terealisasi tanpa ada jalan penghubung Denpasar-Buleleng,” tekan dia.
Menurut Sena, untuk menghubungkan Bali selatan dan Bali utara, diperlukan jalan yang bisa dicapai hanya dalam waktu 1 jam saja. Saat ini, dari Denpasar ke Buleleng diperlukan waktu sekitar 3 jam. “Jalan tol itu juga baik jika dibangun lurus dari Denpasar ke Buleleng. Selama ini kalau kita ke Buleleng melalui jalan Bedugul, maka akan berkelok-kelok menaiki bukit,” papar Sena.
Selain tol, alternatif lainnya adalah membuat jalan terowongan bawah tanah dengan cara mengebor bukit. “Bisa saja kita menggali gunung di Bedugul, kita tembuskan (ke Buleleng). Dananya sedang kita pikirkan. Nanti kalau sudah disepakati mana yang akan dipilih, baru kita detilkan,” ungkap politisi PDIP itu.
Terpisah, I Gusti Lanang Bayu Wibiseka, yang juga anggota Komisi III DPRD Bali menandaskan agar para pihak berkepentingan menyelesaikan permasalah satu persatu. “Satu-satu dulu diselesaikan. Bandara Ngurah Rai sedang direnovasi. Akses menuju bandara juga sedang berjalan berupa jalan tol. Ini dulu diselesaikan, jangan setengah-setengah,” kata Bayu.
Pembangunan bandara Buleleng, kata dia, harus ada kajian yang matang. Insfrastruktur penunjang juga harus dipersiapkan sebelum bandara itu ada. “Jadi, kita tidak ingin berandai-andai. Kita terus berjuang untuk Bali. Tapi kajiannya harus matang dan infrastruktur penunjang juga harus disiapkan,” imbuh Bayu. BOB-MB