Klungkung, (Metrobali.com)

Tumpek Klurut dimaknai sebagai Rahina Tresna Asih atau Hari Kasih Sayang. Mari kita bangun pemerintahan ini dengan kasih sayang kepada masyarakat. Hal ini disampaikan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta bersama Ny. Ayu Suwirta menghadiri Pementasan Klungkung Menari serangkaian perayaan Tumpek Klurut di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Sabtu (18/2). Turut hadir Para Asisten, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat Klungkung.

Bupati Suwirta menambahkan Tumpek Klurut dilaksanakan sesuai dengan makna dan tujuannya seperti penggunaan jati diri seperti berbuat, berfikir dan berperilaku  dengan baik sehingga terciptanya kedamaian dan kasih sayang sehingga terwujud klungkung yang unggul dan sejahtera.

Laporan Sekretaris Daerah Kabupaten Klungkung yang di bacakan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Ida Bagus Ketut Mas Ananda menyampaikan  kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung dalam rangka Perayaan Rahina Tumpek Klurut dengan upacara Jana Kerthi sebagai pelaksanaan Tata-Titi Kehidupan masyarakat Bali berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi Dalam Bali Era Baru, baik Niskala maupun Sekala mulai dari tanggal 14 sampai 18 Pebruari 2023 sebagai berikut: Kegiatan Niskala, Melakukan upacara penyucian (otonan) Sarwa Tetamburan untuk memuliakan Hyang Widhi dalam manifestasi sebagai Dewa iswara di Banjar Tihingan, Banjarangkan b. Melakukan persembahyangan Tumpek Krulut di Pura Jagatnatha yang dihadiri oleh perangkat daerah, Forkopimda dan instansi vertical

Kegiatan Sekala, Kegiatan Donor Darah, Kegiatan Donor darah bekerjasama dengan PMI Cabang Klungkung yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Semarapura dengan mengumpulkan 20 kantong darah,Kegiatan Kunjungan dan Kepedulian Sosial ke Panti Asuhan, Kunjungan kepedulian social ke Panti Asuhan Semara Putra di koordinir oleh Dinas Sosial dengan membawakan bantuan bahan kebutuhan pokok seperti: Beras, Minyak Goreng, Susu, Gula Pasir, Telor Ayam, daging Ayam, sayuran dil untuk 35 orang anak dan 7 orang pengasuh. Pelayanan Kesehatan kepada Sulinggih Kegiatan pelayanan kesehatan sulinggih menyasar 123 sulinggih yang tersebar di Kecamatan Banjarangkan sebanyak 26 sulinggih, Kecamatan Klungkung sebanyak 33 sulinggih, Kec Dawan sebanyak 37 sulinggih dan Kecamatan Nusa Penida sebanyak 27 sulinggih dan Pergelaran Seni Pementasan Klungkung Menari Pergelaran seni Pementasan Klungkung menari.

Adapun pementasan Pragmen Tari yang dipentaskan yakni “ SEMARA RATIH” dikisahkan seorang Raksasa yang memiliki kesaktian tak terbatas, bernama Nila Ludraka hendak menghancurkan Dewa Loka. Kekhawatiran akan kehancuran Dewa Loka ini, membuat Hyang Pasupati memberikan petunjuk, agar meminta bantuan kepada Dewa Siwa yang sedang bertapa di gunung Kailasa. Karena kelak, hanya putra Dewa Siwalah yang akn mampu mengalahkan Nila Ludraka. Kemudian dititahlah Hyang Kamajaya dan Dewi Ratih serta didampingi Dewa Wisnu menuju gunung Kailasa.

Selanjutnya, niat baik Hyang Kamajaya ingin membangunkan Dewa Siwa yang sedang bertapa di puncak gunung Kailasa, membawa petaka. Dengan panah semara panca wisaya yang dibentangkan mengenai jantung Dewa Siwa, membuat Dewa Siwa terbangun dan murka. Akibatnya, Dewa Siwa membakar hidup-hidup Hyang Kamajaya hingga menjadi abu. Dewi Ratih yang menyaksikan kejadian ini merasa sedih, dan memohon agar dirinya pula ikut dibakar, dengan tujuan agar selalu bisa mendampingi Hyang Kamajaya.

Setelah Dewi Ratih mengorbankan dirinya, tiba-tiba Dewa Siwa dirasuki perasaan kasmaran, akibat terkena panah semara panca wisaya milik Hyang Kamajaya yang mengenai jantungnya. Dewa Siwa_ lupa akan niatnya melanjutkan tapa. Yang terbayang adalah rasa kasmaran dan cintanya kepada Dewi Uma.

Fragmen ini digarap sangat sederhana dengan pola pentas Kebat Kalangan, mengadopsi teknik pentas gaya pemanggungan teater. Ide Cerita/ Sutradara : IDewa Gede Alit Saputra Koreografer/Dalang : Wah Lanyuk Komposer : Dewa Danan Penari/Penabuh : Seniman Sanggar Kayonan Klungkung .

Sumber : Humas Klungkung