Jembrana (Metrobali.com)-

Perayaan Natal, kelahiran Yesus Kristus 25 Desember di Banjar Palasari Desa Ekasari Kecamatan Melaya sangat kental dengan nuansa Bali (Hindu). Selain memasang penjor disetiap rumah warga, warga Palasari yang mayoritas beragama Katolik itu, juga melakukan tradisi ngelawar dan nguling (Guling babi), ­bak Hari Raya Galungan.

Demikian juga dengan di pintu masuk Gereja Palasari. Nuansa Bali (Hindu) sangat terasa di gereja terbesar di Kabupaten Jembrana. Selain dihiasi penjor, di pintu masuk gereja juga dihiasi ragam ornamen Bali (Hindu) lainnya dan pementasan tari-tarian Bali dengan iringan gong angklung.

Tidak itu saja, warga yang akan melakukan kebaktian di gereja pun, ada yang mengenakan pakaian khas Bali (Hindu), layaknya umat Hindu sembahyang ke Pura. Selain itu, di dalam gereja juga terdapat sejumlah pajegan dari beraneka buah dan jajanan.

I Gusti Made Dharma Wirya Adhi salah seorang warga Palasari ditemui, Rabu (25/12) mengatakan kegiatan nglawar dan nguling merupakan tradisi turun temurun. Menurutnya lawar dan guling babi itu nantinya disuguhkan bagi kerabat dan saudara yang datang berkunjung. “Ini sudah tradisi, kami sebagai penerus wajib melestarikan” ujarnya.

Sementara itu, perayaan Natal di Gereja Palasari mendapat pengamanan ketat dari personil kepolisian Polsek Melaya dan Polres Jembrana. Selain itu, juga nampak personil Brimob Detasemen C Polda Bali dengan bersenjata lengkap. Sejumlah bawaan jemaat yang akan melakukan kebaktian seperti tas, juga tidak luput dari periksaaan petugas. MT-MB