Denpasar, (Metrobali.com)

Penyelamatan 4 Danau di Bali, Tidak Sebatas Slogan Tetapi Program Aksi. Selama ini 4 danau tersebut tidak mendapat perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah Bali. Hal itu dikatakan pengamat politik dan sosial Jro Gde Sudibya terkaut rencana pemuliaan Air di Bali mendatang.

Dia mencontohkan 4 danau di Bali. Slogannya, Danau sumber kehidupan, pemberi hidup dan kesejahteraan, tetapi realitasnya jauh dari kenyataan.

Danau Batur, katanya tetap erlantar dalam pengelolaan dan penyelamatan. Hutan di sisi Timur, bagian dari Alas Penulisan sebagai sumber mata air Danau Batur, mengalami alih fungsi lahan yang akut, tidak ada upaya reboisasi.

Dikatakan, longsoran tanah dari hutan sekitarnya masuk ke danau, tanpa drainase, tanpa upaya penyedotan lumpur. Budi daya di seputaran danau dan usaha ekonomi nyaris “liar”, yang berakibat pencemaran danau telah melewati ambang batas aman untuk dikonsumsi.

“Pencemaran Danau Batur terjadi, fisik skala dan juga non fisik niskala,” kata Jro Gde Sudibya.

Ia juga menyebut tiga danau lainnya Beratan, Buyan, Tamblingan “setali tiga uang”. Pendangkalan tampak nyata di Danau Buyan, kekumuhan terjadi di sekitar Danau Beratan.

” Alas Dasong di pinggir Danau Tamblingan tidak terawat dengan baik, demikian juga keberlanjutan aci di Pura Tajun di pinggir Danau Tamblingan. Sudah waktunya Pemda Bangli, Tabanan dan Buleleng berbenah diri dalam kebijakan pelestarian dan penyelamatan 4 Danau tsb,” ujarnya. (SUT)