Denpasar (Metrobali.com)-

Pertumbuhan kredit di Bali selama triwulan I-2013 mendorong penyaluran dana perbankan sebesar Rp41,4 triliun atau 63,88 persen dari total aset.

“Kondisi tersebut meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang hanya 62,34 persen dan merupakan capaian tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali-Nusra Dwi Pranoto di Denpasar, Jumat (5/7).

Menurut dia, peningkatan rasio kredit terhadap aset mampu mengindikasikan bahwa perbankan secara aktif dan berkelanjutan mampu mendorong perekonomian di daerah, Hal itu menunjukkan sebagai bentuk dukungan terhadap perekonomian Bali, perbankan secara konsisten melakukan peningkatan ekspansi kredit ke masyarakat dan dunia usaha.

Melalui ekspansif mampu mendorong kredit tumbuh mencapai 30,03 persen (yoy). Jumlah pertumbuhan kredit perbankan itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 29,72 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan jangka panjang yang mencapai 22,54 persen (yoy).

Dwi Pranoto menambahkan bahwa pertumbuhan kredit yang tinggi tersebut seiring dengan meningkatnya ekonomi yang kuat dan tingginya kebutuhan dana masyarakat.

Selain itu, akses kredit yang semakin mudah juga menjadi salah satu alasan peningakatan penyaluran kredit di daerah pariwisata Bali.

Peningkatan penyaluran kredit didukung oleh pegembangan jaringan kantor dan pelayanan yang lebih merata ke seluruh Bali, disamping perkembangan perekonomian yang mendorong peningkatan pendapatan masyarakat.

Dwi Pranoto menjelaskan, perekonomian yang berkembang ditandai dengan munculnya pusat bisnis maupun pusat perekonomian baru yang diiringi dengan peningkatan invesatasi menuntut adanya dukungan pendanaan dari lembaga keuangan khususnya bank.

Pertumbuhan kredit yang umumnya terjadi pada jenis kredit investasi yang tumbuh sebesar 39,93 persen (yoy) melampaui pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 37,67 persen (yoy). Pertumbuhan itu cukup tinggi dalam tiga tahun terakhir.

Kegiatan investasi terkait dengan hal tersebut antara lain berupa pembangunan sarana fisik pendukung pariwisata seperti hotel, vila dan restoran, sesuai dengan potensi daerah di sektor dunia perpelancongan. INT-MB