Pengurusan SIM di Poltabes Denpasar Amburadul
Denpasar (Metrobali.com)-
Anggota DPRD Bali menyoroti kinerja pelayanan umum di Poltabes Denpasar, khususnya pelayanan surat izin mengemudi (SIM) yang kurang transparansi.
“Masyarakat mengeluhkan pelayanan SIM di Poltabes Denpasar, karena petugas dibagian tersebut mengutamakan pelayanan kepada warga yang menggunakan biro jasa atau lewat oknum polisi,” kata anggota Komisi I DPRD Bali Wayan Gunawan SH di Denpasar, Selasa (16/7).
Ia mengatakan seiring dengan era reformasi semua instansi menerapkan akuntanbilitas dan transparansi.
Karena itu di setiap instansi dituntut agar menerapkan aturan itu kepada publik.
“Oleh karena itu kami harapkan prinsip-prinsip transparansi harus diberlakukan di semua instansi, termasuk juga di kepolisian,” katanya.
Gunawan mengatakan dalam pelayanan SIM seharusnya mengutamakan dulu warga yang mencari dengan datang sendiri, bukan mendahulukan warga menggunakan biro jasa ada oknum-oknum polisi yang menjadi biro jasa di tempat tersebut.
“Hal seperti itu yang disoroti akhir ini oleh warga yang datang dengan sendirinya mencari SIM tersebut. Karena kalau menggunakan biro jasa atau oknum polisi mereka mengunakan cara ‘bypass’ tanpa harus susah-susah mencari keterangan dokter yang berada sebelah barat gedung Kapoltabes,” katanya.
Ia juga meminta kepada pimpinan kepolisian untuk menerapkan cara-cara elegal dan transparansi, semisal mendaftar dengan nomor antrean, sehingga warga bisa mengatahui waktu untuk menyelesaikan berkas hingga melakukan foto SIM.
“Namun yang terjadi sekarang justru warga yang benar-benar mengikuti aturan malahan dipersulit dan waktunya lebih lama. Memang aturan normatif sudah terpampang di papan pengumuman. Tapi dengan adanya biro jasa dan oknum bermain di sana jelas aturan itu jadi mubazir,” ucap politikus asal Kintamani, Bangli.
Gunawan lebih lanjut mengatakan pihaknya akan melakukan rapat internal untuk menindaklanjuti dan menyikapi terkait keluhan masyarakat seperti ini.
“Dalam waktu dekat kami akan melakukan inspeksi mendadak ke pelayanan SIM. Guna mengetahui lebih dekat persoalan yang dihadapi warga ketika mencari SIM,” ujarnya.
Sementara itu, Wayan Parthi seorang warga mengaku saat memperpanjang SIM dengan sendiri harus mengikuti aturan, mulai dari mencari surat keterangan kesehatan dari dokter, menyerahkan berkas hingga foto harus sabar mengantre.
“Warga yang mengunakan biro jasa atau bantuan oknum polisi, mereka asal serobot. Tiba-tiba sudah jadi SIM-nya. Sedangkan waktu itu saya sudah cukup lama mengantre, tak juga kunjung panggilan. Sampai saya menanyakan ke konter baru dipanggil, petugas pun menjawabnya tak ramah. Kalau seperti itu artinya mengutamakan yang menggunakan biro jasa,” ujarnya.
Menurut dia, semestinya harus diberlakukan nomor antrean seperti waktu dulu, sehingga warga bisa tahu. Dan yang menggunakan biro jasa juga harus taat aturan dan ikut mengantre.
“Kalau seperti ini mana komitmen kepolisian untuk membantu dan melayani masyarakat? Mencari SIM saja oknum polisi ikut menjadi biro jasa. Memang mengiurkan jasa dari SIM. Contohnya memperpanjang SIM C biaya yang dikeluarkan sebesar Rp100 ribu. Tapi kalau lewat biro jasa dikenakan biaya berkisar Rp165-Rp200 ribu,” katanya. AN-MB
7 Komentar
hahahahahahaaaaaa…………!!!! siapa yg salah ya…pak…? mereka bisa disana karena………apa..? bapak disana juga karena apa…? encat ..encit..patuh tai..!!
Untuk mencari sim,nampaknya emang udah menjadi lahan bisnisnya polisi ∂άϞ tukang parkir ϑi sana,,,,,,,,lebih baik orang yang memperpanjang sim dengan cari sim yang baru dipisahkan tempatnya,,,,,,akan lebih mudah controlnya,,,,∂άϞ lebih nomer antrean elektronik dipakai,,,,karena nga akan bisa ϑi lewati,,,,,kasihan masyarakat sudah jauh ∂άϞ antre lama lagi,,,,cuapek dehhhh ini aparattttttt
Duhhhhhh dewa ratu …….. jaman sekarang uli dadi masyarakat kecil sampai dadi presiden dan legislatif yang dibaca peluang hidup, siapa sih yang mau ngayah terus , contoh rakyat kecil diberi bantuan sapi, sapinya hilang dadi godel dst-nya demikian pula dari kadus,kades,camat,bupati, pejabat srtuktural,Polisi , gubernur, presiden dan dpr semua memiliki peluang hidup tersendiri , prinsipnya asal wajar-wajar saja pastinya timbul pengertian ,tidak munafik dan tidak menyengsarakan karena mereka disana ada apa dan bapak disana mengapa ??
Ada yg aneh dan Gila lagi…
1. dg wajah sangarnya oknum pak Polisi mengharuskan suami saya yg mencari sim c utk “membeli” sertifikat kursus mengemudi. Seharga 80rb di tempat kursus mengemudi Annisa, sebelah tmp cek kesehatan. Aneh,ajaib,dan orang bodoh spt saya saja tau itu tdk masuk akal.
2. Oke. Klo begitu sy lebih baik ikut kursus mengemudi saja utk dapat sertifikat.
Tapi apa, saya konfirm lwt telepon ternyata Annisa tdk mengeluarkan sertifikat lulus mengemudi dg alasan Annisa menjual jasa mencari SIM dg biaya 375 rb. WOW.. apa ini…biaya asli kan cuma 120rb.
Indonesia oh Indonesia ku tercinta
Mau taat kok susah amat
Saya baru saja melakukan membuat SIM di Poltabes Denpasar dan baru saja selesai hari ini, Rabu, 18 Maret 2015. Dengan sangat tegas, jujur, dan lantang saya katakan bahwa pelayanan Poltabes Denpasar untuk SIM sangat mengecewakan dalam hal moral, tata krama. Petugas wanita yang saat itu bertugas sebagai pengambil foto sangat2 tidak sopan. Berteriak teriak dan membentak2 saya dalam memberi arahan. Dia tampak kesal, dan membuat orang orang yg disana tampak seperti orang bodoh. Dia tanya : coba dilihat ada yg perlu dibenarkan datanya? dan saya liat Komputernya kmudian bilang, itu alamatnya seharusnya ada spasi. Lalu dia dengan kasar menyuruh saya kembali ke bagian data. Kemudian setelah selesai, saya diminta kembali untuk mengambil cover/map data setelah saya ambil , polisi itu malah meneriaki saya : sini bawa sini map nya ga usah diliat, liatnya di komputer saja!! Padahal disitu banyak antrian orang2 yg sedang menyaksikan kejadian itu. Setelah saya mendekat untuk melihat komputer, lagi – lagi manusia ini meneriaki saya : Kan cuma spasi aja yg dibenerin, apalagi yg di cek, kan tadi udah liat!!!! (INGAT, antara TEGAS dan KERAS TAK BERADAB itu lain) dan saya sebagai customer, masyarakat, sangat2 merasa direndahkan harga diri saya karena saya dibentak2 di depan umum, diteriaki, diperintah2 (mungkin maksudnya dia mau kasih arahan ke saya tapi jadi terdengar memberi perintah karena moralnya minus). Saya sangat kecewa. Mana buktinyaa kalau POLISI melayani masyarakat dengan Hati. Saya diam saja dan menahan emosi, meskipun sebenarnya pengen nampar bolak balik manusia di depan saya tadi. sangat sakit hati saya… Kalau saya ga punya otak, saya udah lawan balik di depan umum. Mau lihat dari segi apapun polisi itu ga bener perkataannya. APakah tidak ada SOP nya? Beraninya bentak2 orang lain.. Anak buahnya bukan dan memangnya dia siapa? Baru jadi tukang foto, pegawai aja berani ngomong seperti itu. Dari situ saya ambil kesimpulan , makanya cuma jadi tukang foto, seumur hidup juga akan begitu trus posisinya karena tidak memiliki kemampuan berifikir yang mendasar sebagai seorang manusia.
Mohon Pencerahannya :
Saya mau nanya kalo bikin SIM A buat pendatang ( domisili jakarta ) apa aja sih persyaratannya selain KIPEM ?
Atas pencerahannya sebelumnya terima kasih.
lagi dan lagi, setelah membaca kisah nya mbak febe yustina. Saya mengalami juga nih kebetulan saya ingat nama nya, kalau tidak salah nama dari perempuan yang mempunyai moral dibawah minus ini”dessy or dessi” ya itulah sepertinya (buat masukan aja ya,jika melihat orang ini tolong diambil tindakan yg tegas aja). Singkat cerita, dia memarahi saya dengan nada yg tinggi, merendahkan dan lagak ny seperti org pasar (menanyakan nomor antrian saya) kebetulan sudah kelewat antrian saya dan akhirnya dia berkata “kerjaan saya banyak ni!! mbak jgn seenaknya aja ya, banyak yg ngantri dsni!! dan berulang2 itu dikatakan,yang bikin saya brfikir (banyak kerjaan qo mainan hp terus ya????? apa dia digaji rakyat untuk itu???) maaf y sekali lagi (eling-eling) wong pemerintah aja digaji sm rakyat, lah dia siapa yang gaji??? pangkat sampeyan opo??? didepan sekian banyak manusia yg sedang mengantri di dalam ruangan foto dy memaki saya, dia ini tugas nya yg input data nah setelah dr dia barulah qt dipanggil giliran foto. Selama saya menunggu untuk difoto entah knp arsip saya selalu salah terus karna dia (dilama-lamain) selama itu pula sy memerhatikan attitude nya, cara memberikan arsip kita kemeja sebelah yg bertugas memfoto itu dengan cara DILEMPAR sangat bagus yaaaaa. Dimeja sebelah kirinya oknum polisi yg kesana kemari mencari org urus sim dengan cara instan,, tau gak apa yg terjadi dengan muka si dessy??? sedikit tersenyum ke org itu, menanyakan biodata dgn cara sedikit baik, mau tau knp?? karna org tsb bayar langsung dimuka dy seharga 400rb untuk sim c nya. Saya jd berfikir, “OH BERARTI PEREMPUAN INI TIDAK DAPAT KOMISI DARI UANG SAYA”, dan dari seluruh org yg bernasib sama sprti sy. nb: tolong bpk/ibu polisi yang sekira nya bs mengatasi ini, kami minta untuk perubahannya, jgn anggap kritik kami ini hanya sampah, hanya dongeng dan cerpen sebelum tidur (dibaca sebelum tidur, bangun tidur lupa lagi) bukan sembarang kritik tp ini fakta yang nyata.