Gubernur Bali, Made Mangku Pastika (5)

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika

Karangasem, (Metrobali.com) –

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika memastikan jika puluhan ribu pengungsi akan dipindahkan balai-balai banjar di sekitaran Kabupaten Karangasem. Sebelum itu dilakukan, ia memastikan jumlah pengungsi harus benar-benar valid, yakni mereka yang berasal dari 27 desa terdampak dengan jumlah sekitar 70 ribu jiwa. Sementara sisanya, yakni sekitar 75 ribu jiwa yang berasal dari 51 desa yang tidak masuk dalam KRB (Kawasan Rawan Bencana), baik KRB I, KRB II dan KRB III, akan dipulangkan kembali ke rumah mereka masing-masing.
“‎warga dari 27 desa itu kemudian ditampung di balai banjar, terutama bale banjar yang ada di Karangasem,” papar Pastika, Jumat 29 September 2017. Ia meminta agar kelian banjar dan kepala desa mempersiapkan segala keperluan para pengungsi nantinya.‎ “Kita harapkan kelian banjar dan kepala desa untuk mempersiapkan diri menerima saudara-saudara kita yang berasal dari 27 desa. Mereka sah menjadi pengungsi,” tegas Pastika.
Ia menjelaskan alasan mengapa pengungsi akan dipindah dari pos pengungsian ke balai-balai banjar. Di pos pengungsian, Pastika melanjutkan, warga tidur di tenda-tenda yang disediakan oleh pemerintah dan instansi terkait lainnya. ‎”Kita khawatir di tenda kalau hujan akan kebanjiran, panas akan berdebu. Tidak enak (tinggal di pengungsian). Belum lagi akan timbul masalah kesehatan yang menimpa pengungsi,” katanya.
Dengan disebar ke balai‎-balai banjar, Pastika menilai pasokan logistik akan mudah dan semakin terkoordinir untuk disalurkan. Kelian banjar akan secara otomatis menjadi koordinator lapangan pengungsi. Sementara kepala desa akan menjadi koordinator desa. “Setelah itu jelas nanti bagaimana dukungan logistiknya. Jalur komando penyaluran logistik lebih gampang, karena melalui struktur pemerintahan yang ada,”‎ tuturnya.
“Kita akan salurkan logistik dengan lebih teratur. Seluruhnya akan kita suplai. Kita sedang hitung uang lauk pauk. Jauh lebih baik masakannya dari pada sekarang di pengungsian, di mana dapur umum memasak untuk 2.000 orang misalnya. Kita tidak tahu kapan akan berakhir keadaan darurat ini,” tambah Pastika. (Laporan Bobby Andalan)