DENPASAR (Metrobali.com) – Sepuluh SMP Negeri di Denpasar, Senin (11/7) pagi serentak mengumumkan penerimaansiswa baru untuk jalur reguler. Dari pengumuman itu, sejumlah komplain datang dari para wali murid, pasalnya banyak siswa yang nilai Ujian Nasional (UN) tinggi namun tidak lolos masuk ke sekolah yang dituju. Setelah dilakukan pendataan, diketahui adanya human error dari Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar saat melakukan perangkingan.

Pantauan Senin pagi kemarin, kantor Disdikpora Kota Denpasar, didatangi para orangtua murid.

Mereka mengeluh mengenai anak mereka yang tidak tertera dalam daftar siswa yang diterima di sekolah negeri. “Padahal anak saya nilainya tinggi, 28,15, tapi kok gak masuk, justru nilai yang di bawah anak saya justru masuk,” kata seorang wali murid Ketut Mataram, ditemui di kantor Disdikpora. Anaknya yang bernama Devita lulusan SD 3 Renon Denpasar ini mendaftar di SMP 9 Denpasar, di SMP tersebut nilai terendah yang diterima adalah 27,45. “Saya sudah sempat komplain di sekolah, tapi saya disuruh ke kantor dinas,” imbuh pria yang tinggal di seputaran Renon Denpasar ini.

Bukan hanya Ketut Mataram, beberapa walimurid lain juga komplain, bahkan beberapa diantara anak mereka malah ada dengan nilai 29. “Anak saya nilainya 27,95 tapi kok tidak masuk, padahal nilai terendah yang diterima kan di bawahnya, tadi juga ada yang nilainya 29,” kata seorang ibu yang menolak menyebutkan namanya ini.     Dikonfirmasi tentang sejumlah wali murid yang komplin, Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kota Denpasar, Made Raka, mengakui memang ada beberapa siswa yang terselip sehingga namanya tidak masuk ke sekolah yang dituju. Hal itu, kata dia, lantaran human error saat proses pengitungan interfal nilai yang diajukan. “Banyak sebab, pertama proses pengumpulan nilai ini panjang, dari masing-masing SD nilai dikumpulkan, kemudian disetor ke kecamatan, di sana dihitung, kemudian disetor lagi ke dinas, setelah itu dihitung lagi,” jelasnya.

Dari sanalah, kata dia, kemungkinan nilai-nilai siswa itu terselip, sehingga tidak masuk dalam penghitungan saat proses perankingan. “Wajar kalau ada yang terselip soalnya ada ribuan siswa,” imbuhnya.

Dari data, hingga siang kemarin, ada 6 siswa yang terselip, para siswa ini nilainya tinggi dan berhak untuk masuk ke sekolah SMP Negeri yang dituju. “Mereka yang terselip tetap akan masuk, kita sudah membuat surat untuk mereka agar diserahkan ke sekolah negeri yang dituju, jadi jangan khawatir mereka tetap bisa masuk,” tegasnya.

Sementara itu, dari sejumlah pemantauan di SMP Negeri, daya tampung yang awalnya 2.520  dipastikan membengkak. Pasalnya, banyak siswa yang nilainya sama, sehingga setiap sekolah harus menambah bangku untuk menampung siswa dengan nilai sama tersebut. “Memang ada penambahan penerimaan karena ada nilai yang sama, seperti di SMP 12 ada tambahan 8 siswa, kemudian SMP 7 ada 15 siswa, di sekolah lain juga ada,” ungkap Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kota Denpasar, Made Raka. Menyikapi hal itu, pihak sekolah diminta untuk menambah jatah bagi siswanya.