Direktur Jenderal Perkeretaapian mewakili Menteri Perhubungan menghadiri kegiatan Pelepasan Kereta LRT Jabodebek Trainset Ke-31 di Kantor Pusat PT.INKA Madiun pada Kamis (14/10).

Madiun (Metrobali.com)-

Direktur Jenderal Perkeretaapian mewakili Menteri Perhubungan menghadiri kegiatan Pelepasan Kereta LRT Jabodebek Trainset Ke-31 di Kantor Pusat PT.INKA Madiun pada Kamis (14/10). Kegiatan yang dilaksanakan secara daring dan luring ini dihadiri secara daring oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan secara luring oleh jajaran direksi PT INKA, jajaran direksi PT KAI, serta jajaran pejabat Pemerintah Daerah Kota Madiun.

Dalam sambutan Menteri Perhubungan yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri, dikatakan bahwa proyek LRT Jabodebek yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional ini adalah salah satu bentuk upaya Pemerintah dalam memberdayakan industri dalam negeri. Terlebih ini merupakan proyek LRT kedua di Indonesia setelah LRT Sumsel hasil produksi industri dalam negeri melalui PT. INKA. “Ada rasa kepuasan tersendiri kita sebagai masyarakat ketika menggunakan sarana transportasi yang merupakan hasil karya anak bangsa,” ungkap Zulfikri.

Sejalan dengan semangat yang disampaikan oleh Zulfikri, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan mengungkapkan pentingnya proses alih teknologi yang terjadi dalam pelaksanaan proyek ini. Namun demikian, Luhut mengingatkan agar PT INKA, PT LEN, dan seluruh BUMN yang terlibat dalam produksi rangkaian kereta ini, untuk terus melakukan pengujian dan memastikan setiap detail produksi dilakukan dengan baik sesuai standar internasional. “Dengan demikian kita bisa semakin bangga untuk menunjukkan bahwa bangsa kita mampu memproduksi kereta api dengan teknologi yang canggih seperti ini,’ lanjutnya.

Rangkaian kereta LRT Jabodebek ke-31 ini melengkapi rangkaian trainset LRT Jabodebek lainnya yang sudah terlebih dahulu dikirimkan sejak tahun 2019, dan sekaligus menandai selesainya kegiatan produksi oleh PT INKA untuk proyek ini. Saat beroperasi nanti, ke-31 trainset ini akan melayani LRT Jabodebek dengan formasi masing-masing trainset terdiri dari 6 kereta dengan kecepatan operasi maksimum hingga 80 km/jam.

LRT Jabodebek ini merupakan yang paling canggih yang akan beroperasi di Indonesia karena dibekali teknologi tinggi “Dengan mengadopsi teknologi kereta api Grade of Automation (GOA) tingkat 3, nantinya kereta ini dapat bergerak tanpa perlu dikendalikan oleh masinis,” jelas Zulfikri. Tingkatan teknologi tersebut tentu lebih tinggi dari teknologi kereta yang digunakan pada LRT Sumsel atau MRT Jakarta.

Lebih lanjut, Zulfikri menjelaskan bahwa selain dapat dikendalikan tanpa awak, adopsi teknologi GoA 3 ini juga memungkinkan operasional LRT Jabodebek nantinya dijalankan tepat waktu dengan headway hingga kurang dari 3 menit. “Dengan demikian, masyarakat dapat merasakan transportasi umum yang lebih nyaman dan tepat waktu, sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk selalu meningkatkan layanan transportasi umum,” lanjut Zulfikri.

Total ada 186 kereta (car) yang diproduksi oleh PT INKA untuk proyek ini. Saat ini, keseluruhan rangkaian kereta yang sudah terlebih dahulu tiba di Jakarta, tengah menjalani rangkaian uji coba sebelum akhirnya dioperasionalkan pada 2022 nanti. “Penggunaan teknologi baru ini membutuhkan proses yang lebih kompleks dalam integrasi sistem sarana dan prasarana. Tentu kita sama-sama berharap keseluruhan proses uji coba akan berjalan dengan baik sehingga target operasional LRT Jabodebek dapat tercapai,” pungkas Zulfikri.