Mangupura (Metrobali.com)-

Tahun 2012 ini Dekranasda Badung mempunyai program inovatif dalam rangka membangkitkan para pengusaha di Badung. Untuk mewujudkan program tersebut Dekranasda akan memilih salah satu hasil kerajinan pengerajin Badung untuk dijadikan maskot atau ciri khas Badung. Dengan ditentukannya kerajinan yang dijadikan maskot Badung, nantinya Dekranasda bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM untuk memasarkan kerajinan tersebut.
Dengan kerjasama ini nantinya hotel-hotel di Badung diwajibkan membeli atau memajang kerajinan maskot Badung disetiap kamar hotel termasuk kerajinan pendukung lainnya. Sebagai langkah awal, Ketua Dekranasda Badung Nyonya Ratna Gde Agung bersama Instansi terkait melakukan pendataan sekaligus meninjau Desa-Desa yang dinilai menjadi basisnya pengerajin seperti di Desa Jagapati, Angantaka dan Sedang (JAS), Sabtu (25/2) lalu.
Dekranasda ingin membangkitkan dan membuka peluang pasar bagi kerajinan di tiga Desa tersebut yang saat ini dirasakan cukup redup. Dengan didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dewa Apramana, Kepala Bappeda dan Litbang I Wayan Suambara, Kepala BPMD dan Pemdes I Gede Sridana, Kadisparda Tjok Raka Darmawan, Kadisperindagkop dan UKM I Ketut Karpiana, Kadisosnaker I Nyoman Predangga, Kabag Perekonomian I Ketut Sudarsana dan Camat Abiansemal I Gst Ngr Gede Jaya Saputra, Dekranasda Badung mengunjungi satu persatu pengerajin di JAS. Mulai dari pengerajin patung kayu I Gst.Ngr Made Artana di Jagapati, disini dibuat patung berupa seorang kakek dengan ayam kurungan serta patung mencar. Juga di Desa Jagapati, Ny. Ratna Gde Agung mengunjungi pengerajin I Made Ganta yang memproduksi patung orang mencar dan mancing.
Sementara itu di Desa Angantaka di rumah pengerajin Gst. Ngr. Putra Wijaya dibuat berbagai kerajinan patung kayu yang sangat menarik, bahkan Ny. Ratna Gde Agung bersama Wayan Suambara tertarik dan langsung memesannya. Dilanjutkan meninjau pengerajin patung kayu I Nyoman Sutapa di Angantaka, disamping membuat patung Sutapa juga menyediakan meja kayu yang ukurannya cukup besar.
Di Desa Sedang ditinjau dua pengerajin yakni I Made Subur dan I Gede Budi Yoga, kedua pengerajin ini juga membuat patung seorang kakek dengan ayam kurungan serta patung lainnya seperti patung ganesha, ayam, mancing dan patung bhuda. Bahkan I Gede Budi Yoga sangat kreatif dengan membuat plakat lambang daerah Kabupaten Badung lengkap dengan pahatan mascot Badung Bungan Jepun.
Dari tiga Desa tersebut, Dekranasda bersama Istansi terkait lanjut meninjau rumah produksi Nadis Herbal milik I Made Westi dan Ni Wayan Lilir di Desa Mekar Bhuana, Abiansemal. Disini diproduksi berbagai produk herbal seperti minyak urut untuk obat asam urat, teh herbal, body lotion, dupa dan pelembab bibir. Produk herbal ini telah menembus pasar dunia. Kunjungan terakhir ke Agrowisata Sutera Sari Segara, budidaya sutera alam di Br. Lateng Desa Sibang Kaja. Ditempat ini dilakukan produksi kain tenun sutra mulai dari pembibitan ulat sutra hingga menjadi kepongpong, selanjutnya dijadikan benang dan siap untuk ditenun.
Dari peninjauan ini menyampaikan, hasil-hasil kerajinan para pegerajin Badung yang dikunjungi dinilai sangat mempunyai nilai pasar karena hasilnya cukup bagus dan harganya juga cukup terjangkau.Produk-produk kerajinan ini akan dijadikan salah satu maskot kerajinan Badung sehingga nantinya dapat ditempatkan di tempat-tempat akomodasi pariwisata di Badung.

Sementara Kepala Bappeda dan Litbang I Wayan Suambara menambahkan, dengan program ini tak hanya dari segi pemasaran saja yang akan dibantu, namun dari segi permodalannya juga didukung oleh Pemkab Badung. Untuk itu para pengerajin ini dihimpun dalam satu desa satu kelompok. Program Dekranasda ini juga sebagai implementasi tema pembangunan daerah Kabupaten Badung untuk tahun 2013 yang memprioritaskan “Perkuatan sinergitas pengelolaan potensi ekonomi dan lingkungan hidup untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat serta daya saing daerah”. MB1