Denpasar (Metrobali.com)-

Pengamat budaya Bali Prof Dr I Nengah Duija mengingatkan kepada para seniman agar tetap menajaga nilai budaya di Pulau Dewata dalam melakukan kolaborasi budaya dengan daerah lain.

“Kolaborasi budaya merupakan suatu terobosan atau cipta karya seni untuk dipertunjukkan kepada para penonton atau wisatawan dengan tetap menjaga nilai adat dan budaya di Bali,” katanya di Denpasar, Senin (1/7).

Duija yang merupakan Direktur Program Pascasarjana Institut Hindu Darma Negeri (IHDN) Denapasar mendukung langkah seniman di Pulau Dewata menciptakan karya seni dan melakukan kolaborasi dengan budaya lain sehingga bisa memperkaya seni budaya yang ada di Bali.

Dengan demikian akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bali.

Namun pihaknya mengakui bahwa dengan adanya kolaborasi tersebut akan mengikis budaya Bali sehingga nilai adat budaya yang sebenarnya akan semakin ditinggalkan.

Oleh karena itu, perlu adanya kontrol yang kuat dari setiap individu baik para seniman, generasi muda maupun tokoh adat setempat agar tetap menjaga dan melestarikan adat budaya warisan leluhurnya.

Namun Duija menganggap hal itu adalah hal yang wajar. “Setiap suatu gebrakan pasti ada dampak positif dan negatifnya, tetapi jangan hanya dipandang dari sisi negetifnya saja,” ucapnya.

Dalam melakukan kolaborasi budaya itu cenderung lebih banyak positif di bandingkan negatifnya.

Menurut dia, selama ini pengikisan budaya Bali bukan karena kolaborasi budaya, tetapi kurangnya minat generasi muda mempelajari dan melestarikan budaya warisan leluhurnya.

Dengan demikian, pihaknya terus berupaya mendorong par seninman, genarasi muda dan tokoh adat untuk terus berupaya melestarikan adat dan budaya yang di Pulau Dewata. INT-MB