Denpasar (Metrobali.com)-

Pengamat politik Dr Anak Agung Oka Wisnumurti mengingatkan konvensi yang dilakukan partai politik untuk menjaring calon presiden jangan sekadar menjadi alat legitimasi.

“Ketika menggunakan metode konvensi, mestinya diadopsi secara benar sehingga konvensi sebagai proses politik bisa mendapatkan orang-orang yang terbaik,” katanya di Denpasar, Kamis (25/7).

Menurut dia, karena konsep konvensi di Indonesia menjadi pola rekrutmen modern yang relatif baru, tak jarang ada yang masih ragu-ragu untuk ikut dan menganggapnya jangan-jangan hanya jebakan atau skenario politik.

“Skenario politik dalam artian hasil konvensi sudah diketahui sebelum pelaksanaannya. Hal-hal semacam ini harus diluruskan bahwa konvensi tidak sekadar formalitas untuk menjustifikasi bahwa seseorang itu dicalonkan karena hasil konvensi,” ujarnya.

Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali itu mengharapkan konvensi benar-benar dilakukan secara objektif dan terbuka sehingga memberikan kesempatan pada banyak orang untuk ikut bertarung.

“Melalui pola konvensi semestinya setiap orang itu diberikan kesempatan oleh parpol untuk menyampaikan visi misi yang nantinya juga akan dilihat elektabilitasnya,” ucap akademisi di Fisip Universitas Warmadewa itu.

Ketika nanti konvensi berjalan benar, diharapkan parpol sebagai lembaga politik yang tugasnya melakukan rekrutmen pemimpin bisa menjaring sebanyak-banyaknya figur dan sebaik-baiknya orang untuk kemudian diusung menjadi calon presiden.

Di sisi lain, yang menjadi hambatan konvensi seringkali orang tidak tahu sejauhmana probalitas figur yang ikut konvensi benar-benar bisa diusung oleh parpol bersangkutan.

“Oleh karena itu, proses konvensi hendaknya juga mengadopsi proses rekrutmen pejabat publik yakni ada tahapan pengumuman, ditentukan berbagai persyaratan, ada uji publik dan sebagainya,” kata Wisnumurti.

Di Indonesia, Partai Demokrat sudah menyatakan diri akan menggelar konvensi untuk menjaring calon presidennya yang akan bertarung pada Pemilu 2014. AN-MB