Semarapura (Metrobali.com)-

Seorang peneliti bidang seni dari The University of Sidney, Siobhan Campbell mengagumi koleksi lukisan seni klasik yang dipajang di Museum Seni Lukis Klasik Bali Nyoman Gunarsa di Desa Takmung Banjarangkan Kabupaten Klungkung,Bali.

“Sebagai orang yang mempelajari sejarah seni lukis klasik Bali, Museum Gunarsa merupakan tujuan wajib untuk dikunjungi, karena kekayaan dan keunikan koleksinya,” aku Siobhan di Museum Gunarsa, Kamis (24/11) serangkaian persiapan akan digelarnya Festival Seni Lukis Klasik Bali, Juli 2012 mendatang.

Siobhan yang kini masih menyelesaikan program doktornya di University of Sidney  di bidang seni klasik ini juga mengaku terkesima oleh kain karya lukisan ‘Ider-ider’ dan ‘Lontek’, pasalnya sulit ditemukan di museum lainnya dalam keadaan dipajang. Koleksi ini diakui mengundang perhatian pengunjung untuk mengamati alur cerita yang tergambar dalam karya tersebut.

“Yang paling mengesankan hati saya saat berkunjung ke Museum Gunarsa, adalah karya lukisan berjudul Sarpa Yadnya dari Adiparwa yang menceritakan tewasnya Parikesit digigit raja ular Naga Taksaka,” kisah Siobhan yang lancar berbahasa Indonesia ini.

Yang membuat Siobhan terkesan adalah jiwa besar Gunarsa sebagai kolektor dalam upaya mengoleksi lukisan tersebut yang dia dapatkan di Eropa. Lukisan itu didapat dari keluarga almarhum pelukis dan kolektor asal Belanda, WOJ Nieuwenkamp (1874-1950) yang membelinya di Bali pada awal abad ke-20.

“Dari pengalaman saya meneliti karya klasik koleksi museum Gunarsa, saya merasakan semangatnya yang berapi-api dan jiwanya penuh kecintaan pada seni klasik,” ujarnya.
Siobhan juga brkisah, ketika dirinya bertemu dengan sosok Gunarsa, dia  menyadari mengapa dan bagaimana lukisan klasik yang ada di koleksinya memberikan inspirasi dan mempengaruhi lukisan-lukian Gunarsa.
“Pada suatu kunjungan saya, Nyoman Gunarsa sangat antusias menceritakan
lukisan-lukisan klasik yang dipajangnya. Badannya pun bergerak seperti
penari Bali seolah mengikuti suatu irama rancak,” ujar wanita berparas  wajah cantik ini sembari menambahkan bahwa betapa penting pengaruh pewarnaan dalam lukisan klasik bagi kekayaan Gunarsa sebagai pelukis.
Sementara bagi maestro Nyoman Gunarsa, Siobhan dinilai sebagai sosok yang sangat apresiasif terhadap karya-karya seni lukis klasik termasuk  yang ada di museumnya. Itu pula sebabnya, Gunarsa mempercayakan Siobhan menjadi semacam ‘duta keliling’ untuk mempromosikan seni lukis klasik ke mancanegara  “Saya percayakan Siobhan  menjadi duta seni lukis klasik ke mancanegara,”
ujar Gunarsa meyakinkan.
Di Bali, Siobhan tak hanya mengamati museum Gunarsa, tapi dia juga meneliti sejaran seni klasik di Desa Kamasan Klungkung terkait studinya dalam menyelesaikan program doktor. (rus)