Denpasar (Metrobali.com)-
Terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di Bali pada September 2011, jika dibandingkan dengan jimlah penduduk miskin pada Maret 2011. Tingkat kemiskinan pada September 2011 mencapai 4,59 persen naik 0,39 persen dibandingkan kondisi Maret 2011 yang mencapai 4,20 persen.
Hal itu dikatakan Kepala BPS Provinsi Bali Gde Suarsa kepada awak media Selasa (2/1) kemarin. Jumlah pendudukan miskin pada bulan September 2011 mencapai 183.100 orang dengan komposisi 100.800 orang di daerah perkotaan dan 82.300 orang di daerah perdesaan.
Dikatakan, garis kemiskinan Bali pada September 2011 mengalami peningkatan sebesar 3,16 persen dari Rp 233.172,00 pada Maret 2011 menjadi Rp 240.543,00 pada September 2011.
Garis kemiskinan baik di perkotaan maupun di daerah perdesaan sama-sama mengalami peningkatan. Daerah perkotaan mengalami peningkatan garis kemiskinan sebesar 3,05 persen, dan garis kemiskinan di perdesaan mengalami peningkatan sebesar 3,36 persen.
Lebih lanjut dikatakan, peranan komoditas makanan jauh lebih besar dibandingkan komoditas non makanan terhadap pembentukan garis kemiskinan di Bali pada Maret 2011. Komoditas makanan memberi sumbangan sebesar 70 persen, sedangkan sumbangan komoditas non makanan hanya sebesar 30 persen.
Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan di Bali pada September 2011 mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,04 poin dan 0,03 poin jika dibandingkan kondisi Maret 2011. Kondisi ini mencerminkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin semakin menyempit (dekat).
Gde Suarsa menambhkan, indek kedalaman kemiskinan di daerah perkotaan lebih rendah dibandingkan daerah perdesaan. Begitu juga halnya dengan indeks keparahan kemiskinan. Kondisi ini mencerminkan di daerah perdesaan lebih parah dan ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin lebih melebar dibandingkan daerah perkotaan.

Penyebab meningkatnya kemiskinan, menurut Suarsa, karena daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok seperti beras, daging, dan sayur mayur berkurang. Selain itu, pendatang juga menambah peran jumlah penduduk miskin di perkotaan. ‘’Biasanya, para pendatang itu, diam di kota tidak memiliki skil dan tidak memiliki harta yang cukup untuk menyambung hidupnya,’’ katanya. (SUT)