Jakarta, (Metrobali.com)

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro tingkat desa dan kelurahan telah diperpanjang hingga 2 pekan kedepan. Dalam masa ini Pos komando (posko) tingkat desa dan kelurahan memiliki peran dalam meningkatkan kualitas penanganan pandemi Covid-19 di tingkatan terkecil.

Satgas Penanganan Covid-19 telah melakukan rapat koordinasi bersama posko se-Indonesia secara berkala mingguan. “Sebagai bentuk koordinasi dan komunikasi antara pusat dan daerah,” Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jumat (12/3/2021) yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia.

Dari hasil koordinasi dan komunikasi tersebut, ada 4 kelurahan yang dapat dijadikan teladan dan melakukan inovasi dalam penanganan pandemi Covid-19. Yakni Kelurahan Pasar Miinggu di Jakarta Selatan (DKI Jakarta), Kelurahan Mukti Sari di Kota Banjar (Jawa Barat), Kelurahan Wirokerten di Kota Bantuk (DI Yogyakarta) dan Kelurahan Joglo di Jakarta Barat (DKI Jakarta).

Di kelurahan Pasar Minggu, inovasi yang dilakukan ialah mengelompokkan rumah per rumah berdasarkan data yang diberikan dinas kesehatan setempat, diteruskan ke Satgas tingkat RT/RW. Dan hasilnya, ada 89 RT yang berada di zona hijau, dan 21 RT di zona kuning, dan tanpa zona oranye dan merah.

Kelurahan Pasar Minggu mengedepankan aspek pencegahan dengan melibatkan tokoh agama, dan tokoh masyarakat, monitoring rutin protokol kesehatan di rumah ibadah. Edukasi bersama 3 pilar diantaranya lurah, Babinsa serta Babinkamtibmas kepada RT, RW, Satpol PP, PKK, dasawisma dan Karang Taruna. Juga melakukan pemulihan dampak ekonomi dengan pemberian bantuan langsung tunai kepada masyarakat.

“Untuk pasien yang melakukan isolasi mandiri menjadi fokus dengan memberikan makanan yang meningkatkan imunitas dan asupan gizi,” tambahnya.

Di Kelurahan Muktisari berfokus pada penanganan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dan mengidentifikasi kontak erat. Hal ini agar penanganan pasien Covid-19 dilakukan sejak dini. Kelurahan ini juga memfokuskan pencatatan dan pelaporan kasus yang baik denagn dukungan sarana dan prasarana komunikasi yang dibutuhkan. Seperti internet, telefeon seluler, laptop, radio komunikasi, alat tulis kantor dan formulir pencatatan pelaporan.

Lalu, di Kelurahan Wirokerten, 63 RT zona hijau, 3 RT zona kuning, 1 RT zona oranye dan tidak memiliki zona merah. Kelurahan ini memfokuskan pembinaan penanganan Covid-19 kepada ketua RT, LPMK, kaum rohis, PKK, tokoh masyarakat. Dan masing-masing unsur akan mengedukasi masyarakat sesuai karakteristik daerahnya.

“Kelurahan ini melakukan komunikasi berjenjang, mulai tingkat RT/RW, dusun, dan kelurahan. Sehingga informasi dapat menyebar secara merata dan menyeluruh,” lanjut Wiku.

Lalu di Kelurahan Joglo, ada 80 RT zona hijau, 36 RT zona kuning, dan tidak ada RT zona merah dan oranye. Kelurahan ini membuat surat edaran yang menutup pasar minggu pagi untuk menghindari kerumunan. Dan membentuk kampung Tangguh Jaya bersama 3 pilar termasuk juru pembasi jentik nyamuk (jumantik).

Wiku menambahkan, penanganan Covid-19 hingga ke tingkat tekecil seperti itu efektif dalam meningkatkan kualitas penanganan. Dan hal ini berdampak dalam menekan penularan dan penanganan pasien sejak dini. Dan adanya perpanjangan PPKM hingga 2 Minggu kedepan akan diharapkan posko-posko meningkatkan kualitas penanganan.

Editor : Sutiawan