Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen kuat untuk mengentaskan kemisikinan salah satunya melalui program Gerbangsadu (Gerakan Pembangunda Desa Terpadu) Mandara. Setelah menggarap 5 Desa yang memiliki tingkat kemiskinan di atas 35 % di awal 2012, Pemprov Bali melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Bali kembali mengucurkan dana sebesar 77 milyar bagi 77 desa miskin di Bali di Anggaran Perubahan. Demikian terungkap dalam konferensi pers yang digelar di press room Biro Humas Setda Provinsi Bali, Selasa (18/9).
Dalam jumpa pers itu juga terungkap bahwa dana ini nantinya akan dipergunakan untuk menggerakan ekonomi kerakyatan dengan mengembangkan potensi di masing-masing desa tersebut. Sebesar 80 persen dari dananya dipergunakan bagi pengembangan Usaha Ekonomi Produktif dan 20 % sisanya digunakan bagi pembangunan desa yang bersifat fisik.
Menurut Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Bali, I Putu Astawa, dana yang besarnya masing-masing sebesar 1 milyar untuk setiap desa itu akan turun pada bulan November. Untuk itu aparat desa terkait  diwajibkan membuat proposal mengenai potensi desa yang bisa dikembangkan dengan bantuan dana yang dianggarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2012.  “Paling lambat kami kami terima proposal itu 25 September ini, tetapi sudah banyak desa yang mengumpulkan proposalnya kepada kami,” tambah Astawa.

Nantinya setelah dilakukan verifikasi, pihaknya akan memberikan pelatihan kepada masyarakat desa di antaranya bagi pelaksana Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), pengawas, dan kepala desa.

Ia menyatakan bahwa dana itu akan dikelola secara terus menerus dan tetap akan dipantau penggunaannya.

Sejak digulirkan di awal tahun 2102 Pemerintah Provinsi Bali, Gerbangsadu menyasar 5 desa sebagai pilot project , dan mulai menampakan hasil yang nyata. Lima desa rintisan yang menerima bantuan yaitu : Desa Pejarakan (Buleleng), Desa Pejukutan (Buleleng), Desa Songan B (Bangli) , Desa Bebandem ( Karangasem), dan Desa Loka Paksa (Buleleng).  Kelima Perbekel desa penerima bantuan itu , semua menyatakan bahwa program yang dikucurkan Pemprov Bali memberi harapan yang besar bagi geliat ekonomi kerakyatan.
Salah satunya , Perbekel Desa Bebandem , I Gede Partadana, mengatakan bahwa Desa Bebandem mengembangkan potensinya berupa budi daya salak, dan sudah berhasil meraup keuntungan  sebesar Rp. 11 jutaan sampai saat ini.  Sedangkan Perbekel Desa Pejukutan, I Wayan Yudiadnyawan, berusaha mengembangkan potensi desa berupa industri tenun cepuk, dan sudah berhasil meraup keuntungan Rp. 4 jutaan.  Sedangkan tiga desa yang lain belum bisa menghitung keuntungannya karena mayoritas dari mereka banyak mengembangkan potensi peternakan babi, yang memerlukan waktu agak lama dalam perkembangbiakannya.
Seperti dikatakan Putu Astawa, masih banyak kendala-kendala yang dihadapi di lapangan dalam melaksanakan program ini, diantaranya masih sulitnya mensosialisasikan petunjuk teknis, masih sulitnya mencari sdm yang berkualitas, yang kreatif, rajin dan peka terhadap kemiskinan. “Namun demikian Pemprov Bali optimis segera akan dapat menuntaskan kemiskinan di Bali”, ujar Astawa yakin. IKA-MB