Denpasar (Metrobali.com)-
Makin meningkatnya usia harapan hidup berimplikasi pada bertambahnya jumlah Lansia secara nasional maupun Bali khususnya. Keberadaan mereka perlu mendapat perhatian serius dari pemangku kepentingan dan masyarakat luas agar dapat menikmati sisa hidupnya secara lebih berkualitas baik fisik maupun mental.

Menyikapi hal tersebut, Pemprov Bali berencana merangcang road map untuk mewujudkan Bali sebagai daerah yang ramah lansia. Hal tersebut diungkapkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menerima Direktur SurveyMETER dr. Ni Wayan Suriastini,M.Phil yang didampingi Prof. LK Suryani di ruang kerjanya, Jumat (5/7).

Dalam kesempatan itu, dr.Suriastini memaparkan hasil penelitian kota ramah lansia di sejumlah daerah. Penelitian dilakukan pada 14 kota di Indonesia, termasuk Denpasar dengan 2.100 responden. Dari hasil surveinya, dr.Suriastini menyimpulkan bahwa keberadaan lansia belum mendapat perhatian maksimal. Padahal pada tahun 2030 diprediksi jumlah lansia akan melebihi balita.

“Kalau sekarang posisinya balita 9,7 persen dan lansia 7,6 persen, tahun 2030 akan sebaliknya yaitu lansia diperkirakan mencapai 14 persen dan balita 7,6 persen,” urainya. Menyikapi hal itu, Suriastini menggugah para pemangku kepentingan dan juga masyarakat luas untuk mulai melakukan upaya menciptakan kota atau daerah ramah lansia. Kriteria ramah lansia mengacu pada WHO antara lain ketersediaan gedung dan ruang terbuka untuk para lansia, transportasi, perumahan, panti sosial dan kepedulian masyarakat.

Gubernur Mangku Pastika mengucapkan terima kasih atas kepedulian lembaga survey ini terhadap keberadaan para lansia. Menurutnya, makin maju sebuah negara, maka jumlah lansianya akan meningkat. Selain jumlahnya meningkat, para lansia juga banyak yang potensial dengan berbagai ide dan pengalaman. Untuk itu, Gubernur Mangku Pastika akan menindaklanjuti hasil survey ini dengan merancang road map menuju terwujudnya Bali Ramah Lansia. Bahkan, Mangku Pastika berharap agar hal itu bisa terwujud sebelum tahun 2030. DP-MB