Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Provinsi Bali saat ini tengah mempelajari studi kelayakan (feasibility study) penentuan lokasi bandara di kawasan Buleleng.

“Sudah ada ‘feasibility study-nya’ yang dilakukan oleh salah satu perusahaan dan itu sudah di meja saya dua hari lalu, sedang dipelajari di sebelah mana karena ada beberapa kemungkinan bisa di barat atau di timur,” kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Denpasar, Sabtu (29/6).

Meski saat ini masih dalam tahap penentuan lokasi, namun mantan Kepala Polda Bali itu yakin bandara baru di Pulau Dewata bagian utara itu akan terwujud asalkan didukung semua pihak.

“Bandara di utara akan jadi, asal didukung semua pihak, jangan ribut dulu apa di barat atau di timur,” kata gubernur asal Buleleng itu.

Pihaknya menyatakan bahwa saat ini diperlukan suatu penghitungan yang cermat dan teliti untuk menentukan lokasi bandara yang tidak membahayakan penerbangan di lihat dari faktor alam, geografis dan aspek sosial ekonomi.

Selain itu pemerintah juga harus menentukan jalan baru yang dekat dengan kawasan wisata dan jalan pendekat antara kawasan selatan dan utara yang perlu dipikirkan apabila mulai proses pembangunan.

“Kalau bandara di utara harus ada jalan pendekat antara selatan dan utara, ini juga harus kita bangun,” ucapnya.

Pastika menyatakan bahwa proses untuk mempelajari studi kelayakan tidak lama namun Dia tidak menyebutkan estimasi waktu yang diperlukan.

Setelah adanya lokasi yang jelas, maka pemerintah harus mencari lahan setidaknya minimal seluas 1.000 hektare dan termasuk pembebasan lahan dan infrastruktur penunjang lainnya.

“Setelah kita melakukan penghitungan, baru kita cari siapa yang akan membuat proyek itu, anggaran, termasuk luas lahan minimal 1.000 hektare,” tambahnya.

Rencana pembangunan bandara baru di kawasan Bali Utara itu digadang-gadang menjadi salah satu jalan pemerataan pembangunan di kawasan utara dan selatan Pulau Dewata yang selama ini dinilai banyak ketimpangan di dalam ekonomi.

Diharapkan dengan berdirinya bandara baru itu, akan mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas udara di Bandara Internasional Ngurah Rai termasuk berkembangnya sektor pariwisata di utara Pulau Dewata. INT-MB