Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Provinsi Bali mengaku masih kesulitan mendirikan pabrik pakan ternak berskala besar karena masih menghadapi kendala ketersediaan bahan baku.

“Untuk pabrik, kami perlu memperhatikan mampu tidaknya menyediakan bahan baku itu. Ide dari DPRD Bali akan kami pertimbangkan,” kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Putu Sumantra usai menghadiri sidang paripurna DPRD Bali di Denpasar, Senin.

Menurut dia, pabrik pakan ternak memang sangat diperlukan untuk mengurangi ketergantungan peternak pada daerah lain. Namun, untuk membangun pabrik pakan ternak dibutuhkan bahan baku yang berkesinambungan.

“Oleh sebab itu, akan kami kaji kemungkinan ketersediannya. Di lapangan sebenarnya sudah ada pakan ternak mini di kelompok-kelompok peternak yang tersebar hampir di semua kabupaten/kota,” ucapnya.

Di sisi lain, banyak yang menganggap jerami padi bisa untuk pakan ternak, namun kata dia, sesungguhnya kurang bagus untuk bahan baku pakan ternak. Kandungan protein jerami rendah sekitar 2,5-3 persen, padahal sapi memerlukan minimal delapan persen.

“Untuk menaikkan kandungan protein diperlukan fermentasi. Namun fermentasi juga tidak bisa untuk menaikkan hingga delapan persen sehingga masih diperlukan tambahan bahan baku untuk meningkatkan kualitasnya,” katanya.

Akibatnya, ucap Sumantra, biaya menambahkan bahan baku yang lain itu akhirnya menjadikan harga pakan ternak menjadi mahal.

“Kami mempunya ide subsidi pakan ternak. Di luar Bali ‘kan banyak yang mempunyai bahan baku seperti limbah sawit dan daun ketela, sedangkan kita sedikit. Nanti para peternak melalui pabrik pakan mininya yang langsung membeli bahan baku dari luar Bali dan mengolahnya di kelompok,” ucapnya.

Pemerintah, jelas dia, selanjutnya menyubsidi biaya tranportasi mendatangkan bahan baku dari luar itu. Dengan demikian, peternak dapat menyalurkan pakan untuk anggota kelompok maupun peternak di sekitarnya dengan harga terjangkau.

Pada sidang paripurna dengan agenda pembahasan Ranperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Bali 2012 itu, anggota DPRD Bali Ida Bagus Udiyana yang membacakan laporan Dewan mengatakan perlu dilakukan kajian pabrik pakan ternak.

“Dengan adanya pabrik pakan ternak dengan hasil yang berkualitas dan harga murah (subsidi), diharapkan harga pokok produksi pakan ternak rendah sehingga bisa menguntungkan peternak demi kesejahteraannya, yang akhirnya akan dapat meningkatkan motivasi para peternak,” ucap politikus Golkar itu. INT-MB