Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Provinsi Bali saat ini masih mengkaji rencana reklamasi kawasan Teluk Benoa yang banyak diincar investor sebagai kawasan wisata baru.

“Mari kita kaji dulu, lebih baik kita dengar mau membuat apa, itu saja belum kita tahu,” kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Denpasar, Sabtu (29/6)

Pihaknya tidak bisa langsung melakukan penolakan terkait adanya rencana tersebut mengingat adanya desakan dari beberapa pihak yang menginginkan agar orang nomor satu di Pulau Dewata itu harus menolak rencana tersebut.

“Lebih baik dengar dulu apa yang ingin dibuat. Jangan serta-merta menolak. Kalau ternyata bagus, tidak merusak Bali, menguntungkan, adat dan budaya masyarakat Bali tetap terjaga, bisa menyejahterakan masyarakat, kenapa tidak?” ucap Mantan Kepala Polda Bali itu.

Menurut dia, apabila wacana yang digulirkan salah satu investor itu langsung ditolak, maka tidak ada investor yang berani menanamkan modalnya di Pulau Dewata.

“Janganlah kita berapriori buruk, saya rasa waktunya kita membuka diri untuk berdiskusi, jangan belum apa-apa sudah langsung ditolak. Saya pastinya tidak ingin Bali rusak,” ujarnya.

Apabila wacana reklamasi di kawasan Teluk Benoa itu memang memberikan hasil positif bagi Bali, maka pihaknya akan melakukan sosialisasi yang melibatkan akademisi, dewan, kalangan adat, tokoh agama, dan masyarakat setempat untuk mendiskusikan wacana tersebut.

Pastika menyatakan bahwa pihaknya harus berhati-hati dalam mengambil keputusan yang sensitif tersebut demi kepentingan masyarakat dan alam Pulau Dewata.

“Saya harus berhati-hati bukan abu-abu, harus mendengar dulu mau buat apa,” tambahnya.

Sebelumnya salah satu investor dari Jakarta dikabarkan ingin melakukan reklamasi di kawasan Teluk Benoa yang berada di dekat tol atau jalan di atas perairan (JDP) yang saat ini amsih dalam tahap pengerjaan yang menghubungkan kawasan Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua.

Reklamasi serupa pernah dilakukan beberapa tahun silam untuk menyatukan Pulau Serangan di sebelah selatan Kota Denpasar yang dulunya terpisah dari daratan Bali. INT-MB