Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp.OG, membuka Musrenbang di Hotel Banyualit Lovina, Kamis (5/4)

Buleleng (Metrobali.com)-

Pemkab Buleleng mulai menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2019 melalui Musrenbang Kabupaten Buleleng untuk merumuskan perencanan pembangunan secara kolaboratif dengan melibatkan pemerintah daerah, masyarakat dan swasta/dunia usaha.

Musrenbang yang digelar di Hotel Banyualit Lovina, Kamis (5/4) ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp.OG, dan dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Buleleng, Ketua DPRD Gede Supriatna, Sekda Buleleng Ir. Dewa Ketut Puspaka,MP, Kepala OPD Kabupaten Buleleng, Pimpinan BUMN/BUMD, para Camat dan Ketua Forkomdeslu  serta sejumlah undangan organisasi kemasyarakatan.

Dalam proses Musrenbang ini, terdapat usulan dari tingkat desa sebanyak 1461 usulan, kemudian Musrenbang di tingkat Kecamatan dengan 573 usulan, dan Konsultasi Publik serta gabungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terdapat 56 saran masukan. Selain itu ada sebanyak 888 usulan yang belum mendapat kesepakatan karena bukan menjadi kewenangan Kabupaten.

Musrenbang RKPD tahun 2019 ini bertemakan “Sinergitas Antar Sektor Guna Mendukung Pembangunan Pertanian Untuk Pertumbuhan Ekonomi”. Sesuai dengan tema tersebut, Prioritas dari RKPD tahun 2019 yaitu pembangunan di sektor pertanian.

Ditemui usai membuka acara, Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp.OG menekankan, pelaksanaan Musrenbang merupakan perencanaan dengan pendekatan partisifatif yang dilaksanakan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Wabup Sutjidra mengatakan, RKPD Pemkab Buleleng akan fokus terhadap pembangunan sektor pertanian dari hulu, tengah, dan hilir. Menurutnya, sektor pertanian dapat memberikan dampak yang besar untuk mensejahterakan masyarakat Buleleng.

“Ini sudah terbukti dari PDRB Kabupaten Buleleng paling banyak dari sektor pertanian. Bahkan sektor pertanian bisa mendukung sektor-sektor yang lain contohnya sektor pariwisata,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Buleleng Ir. Gde Darmaja,M.Si mengatakan, pembangunan sektor pertanian sudah dimulai sejak tahun2018, namun pada tahun 2019 pembangunan sektor pertanian akan lebih intens. Ia menjelaskan, pembangunan sektor pertanian memerlukan waktu yang tidak sedikit. Darmaja menambahkan, Buleleng masih mencari formula untuk mengatasi pasca panen.

“Kita masih mencari cara yang terbaik untuk bisa memberikan nilai tambah dari hasil yang didapatkan oleh petani sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi fokus kita menggarap hulu, tengah, dan hilir,” jelasnya.

Editor : Hana Sutiawati