Foto: Ajang pemilihan Ambassador Eco Campus di Kampus STIE Satya Dharma Singaraja pada Senin, 22 April 2024.

Buleleng (Metrobali.com)-

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma Singaraja mengelar pemilihan Ambassador Eco Campus untuk menggaungkan dan mensosialisasikan program Eco Campus pada Senin, 22 April 2024 di Auditorium Ratyni Gorda STIE Satya Dharma Singaraja.

Pemilihan Ambassador Eco Campus ini juga menjadi bagian rangkaian acara Kartini’s Day “KolaborAKSI Kartini Berdaya, Indonesia Maju” dalam rangka memperingati Hari Kartini tahun ini dengan mengusung spirit Sinergi untuk Energi “Pang Pade Payu” dan “KolaborAKSI Tanpa Aksi itu Adalah Basa Basi”.

Sebelumnya STIE Satya Dharma telah resmi melaunching program Eco Campus bertepatan dengan acara Gorda Seva pada 27 Desember 2023. Ada beberapa kategori yang dilaksanakan di dalam kegiatan Eco Campus seperti pilah sampah, energi hijau, kurangi kertas dan lingkungan hijau.

Sementara itu pemilihan Ambassador Eco Campus ini bertujuan agar bisa lebih mensosialisasikan dan menggaungkan program Eco Campus melalui kampanye, literasi dan edukasi yang melibatkan anak-anak muda seperti bagaimana melakukan pengelolaan sampah sederhana.

Pemilihan Ambassador Eco Campus juga mendapatkan dukungan penuh dari Coca-Cola Europacific Partners Indonesia atau CCEP Indonesia dimana program ini sejalan dengan komitmen Coca-Cola Europacific Partners Indonesia terkait pelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah.

Made Pranata Wibawa Ade Putera selaku Corporate Affairs Coca-Cola Europacific Partners Indonesia mengatakan melalui program Ambasador Eco Kampus di STIE Satya Darma Singaraja ini diharapkan menjadi sebuah awalan yang baik dari sebuah inisiatif di kalangan sivitas akademika kampus STIE Satya Dharma agar mulai bisa peduli terhadap lingkungan sekitarnya, terutama di sini masalah pengelolaan sampahnya.

“Program ini kita harapkan juga bisa menjadi sebuah motivasi untuk segenap sivitas akademika baik itu para dosen, para mahasiswa untuk bisa lebih peduli, memiliki komitmen yang lebih terhadap upaya kebersihan, kelestarian lingkungan di sekitar kampusnya. Termasuk juga bisa menjadi bekal nanti untuk penerapannya di masyarakat,” ujar Ade Putera.

Diharapkan juga Ambasador Eco Kampus yang terpilih melalui project project yang sudah disusun dan sudah dipresentasikan tidak hanya menjadi sebatas ide dan sebuah inisiatif tetapi juga menjadi aksi nyata dapat bermanfaat bagi seluruh sivitas akademika dan juga masyarakat secara umum.

Ketut Diah Mustaka Weni yang terpilih sebagai Ambassador Eco Campus mengatakan pengelolaan sampah sangat penting dimulai dari diri sendiri dulu. “Karena sesuatu hal yang besar dimulai dari hal-hal kecil,” katanya.

Oleh karena itu dari program Eco Campus diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa di bidang lingkungan agar bisa mengelola lingkungan lebih baik mulai dari pengelolaan sampah. Lewat program bank sampah diharapkan mampu menyadarkan mahasiswa bahwa sampah bisa bernilai ekonomi jika mampu dikelola dengan baik dan bijak.

Ketua STIE Satya Dharma Singaraja Dr. Nyoman Juli Nuryani mengungkapkan sebelumnya STIE Satya Dharma Singaraja telah melaunching program Eco Campus dan program tersebut diimplementasikan dengan bersinergi dengan beberapa instansi, terutama P3E Bali Nusra, juga dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Coca-cola Euro Pacific Partners Indonesia dan Pusat Studi Undiknas (PSU), terutama Pusat Kajian Ekonomi Kreatif Undiknas.

STIE Satya Dharma Singaraja mencoba untuk menguatkan apa yang telah dilakukan terkait dengan Eco Campus , dimana ada empat fokus yang baru dicanangkan dan sudah dilakukan yaitu hemat energi, pemilahan sampah, lingkungan hijau, serta penghematan penggunaan kertas. Program tersebut nantinya bisa disinergikan dengan beberapa instansi yang kebetulan diundang dalam seminar kali ini.

Sejauh ini implementasi Eco Campus yang telah dilakukan di STIE Satya Dharma Singaraja adalah pengumpulan dan pengolahan sampah-sampah plastik. Kedepan diharapkan sudah dibentuk Bank Sampah, baik untuk lingkungan di STIE Satya Dharma Singaraja, maupun di lingkungan sekitar masyarakat.

Selain itu juga sudah dilakukan penanaman pohon produktif atau yang memiliki nilai ekonomi. Nantinya buah-buahan dari pohon yang ditanam tersebut akan diolah menjadi produk-produk di UMKM Kewirausahaan STIE Satya Dharma Singaraja.

Koordinator Program Sinergi untuk Energi “Pang Pade Payu” atau SIP3 Doktor Gung Tini Gorda mengatakan dalam kaitannya dengan pelaksanaan program Eco Campus seperti yang telah berjalan di STIE Satya Dharma Singjaraja, penting untuk memiliki brand ambassador karena biasanya jika seusia atau sebaya itu akan lebih cepat bisa memberikan suatu transformasi ke sesama anak muda.

“Jadi dalam hal ini kami harapkan melalui program Eco Campus agar praktik-praktik baik bisa mengubah pola pikir di dunia kampus. Artinya melalui perubahan yang positif bisa melahirkan sesuatu yang positif,” ujar Gung Tini Gorda.

Ditegaskan pula, jika Sekolah Tinggi Ekonomi bisa melahirkan ahli ekonomi, alangkah bagusnya jika seorang ahli ekonomi paham tentang praktik baik menjaga lingkungan. Apalagi menjaga lingkungan bukanlah hal yang baru, namun hal yang sangat akrab dengan masyarakat, khususnya di Bali, karena sudah dibekali senjata untuk bisa melestarikan lingkungan yakni Tri Hita Karana.

Sementara itu I Gusti Gde Nyoman Hendra Wiguna selaku perwakilan dari Pusat Pengendalian Pembangunan Ecoregion (P3E) Bali dan Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidupan dan Kehutanan (KLHK) mengapresiasi kegiatan pemilihan Ambassador Eco Campus ini.

Dia menilai pemahaman mahasiswa terkait pengelolaan sampah sudah cukup mumpuni. Misalnya terkait dengan 3R yakni reduce, reuse dan recycle, yang artinya kurangi sampah, manfaatkan kembali dan mengolah sampah yang ada. “Kita harapkan Ambasador Eco Campus ini dapat menyampaikan pesan pengolahan sampah sehingga tujuan kampus yang bersih dan hijau bisa tercapai,” ujarnya.

Melaui program Eco Campus dan Ambassador Eco Campus ini, STIE Satya Dharma Singaraja juga ingin mengimplementasikan konsep kolaborasi yang dibarengi dengan aksi nyata sehingga menjadi KolaborAKSI. Karena kolaborasi tanpa aksi hanya akan menjadi basa-basi. (wid)