Jakarta (Metrobali.com)-

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), mengapresiasi perjuangan para pemain muda sepak bola Indonesia yang berlaga di kejuaraan Gothia Cup 2013 di Gothenberg, Swedia.

Salah satu bentuk apresiasi yang diberikan adalah melakukan komunikasi langsung dengan semua kapten tim Indonesia yang turun pada kejuaraan yang digelar setiap tahun ini, kata Menpora Roy Suryo yang saat ini berada di Paris, Prancis, saat dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu dini hari (21/7).

“Kami sangat bangga dengan prestasi yang diraih pemain muda Indonesia di Gothia Cup. Makanya saya langsung melakukan komunikasi ‘video conference’ melalui Skype. Sebenarnya saya berencana datang langsung ke Gothenberg,” kata Menpora Roy Suryo Menpora mengaku, rencana datang ke Gothenberg untuk memberikan dukungan langsung pupus setelah pihaknya tidak mendapatkan penerbangan meski sudah melalui Paris. Sebelumnya Menpora melakukan kunjungan kerja ke Roma, Italia.

Meski tidak bisa memberikan dukungan langsung, pihaknya mengaku bangga dan meminta kepada seluruh pemain untuk terus meningkatkan kemampuannya. Apalagi peluang untuk kembali turun di Gothia Cup tetap terbuka meski harus mengikuti kelompok umur yang lebih tinggi.

Selain itu, kata dia, dengan prestasi yang diraih pada kejuaraan yang diikuti tim dari seluruh dunia ini bisa dijadikan modal untuk meniti jenjang karir yang lebih tinggi.

“Semoga adik-adik bisa tetap menyalurkan bakatnya dan dikemudian hari tidak akan ada lagi kesenjangan antara pemain usia muda dengan dewasa,” katanya.

Pada kejuaraan Gothia Cup 2013, ada enam tim asal Indonesia yang ikut dalam ajang tersebut. Kategori U-12 diwakili oleh tim Kreasia Indoneia dan Tim MFA Kalimantan Timur, sedangkan U-13 diwakili oleh Tim Javanhawk Soccer Academy, U-14 oleh tim Asiop Apacinti dan U-15 diwakili SKF Indonesia. Khusus untuk U-16 Indonesia diwakili oleh Garuda Keadilan.

Dari enam tim Indonesia yang bermain, prestasi dua tim Indonesia yakni Garuda Keadilan dan Asiop Apacinti sudah cukup bagus. Tim U-16 (Garuda Keadilan) mampu menembus babak delapan besar, sementara Asiop lolos ke babak final.

Hanya saja pada babak final yang berlangsung Sabtu, Asiop Apacinti harus mengakui keunggulan lawannya yaitu wakil Slovenia, NK KRSKO. Fafa Muhammad Suhud dan kawan-kawan menyerah melalui adu tendangan penalti.

“Masuk final adalah prestasi yang luar biasa. Apalagi lawan-lawan yang dihadapi adalah tim kuat. Prestasi ini harus terus ditingkatkan,” kata pria yang juga ahli telematika itu.

Menpora berharap pemain-pemain muda ini kedepannya mampu menjadi tulang punggung timnas untuk turun pada kejuaraan internasional. Apalagi prestasi sepak bola Indonesia terutama senior hingga saat ini belum maksimal.