Negara (Metrobali.com)-

Kalangan pemborong di Kabupaten Jembrana, Bali, mengaku tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan harga bahan bakar minyak, karena mereka sudah mempersiapkan material bahan bangunan sejak pemerintah merencanakan kenaikan BBM tersebut.

“Sejak awal tahun saya sudah membeli material dalam jumlah besar, mengantisipasi kenaikan harga BBM. Saat sekarang BBM benar-benar naik, proyek-proyek yang saya kerjakan tidak terlalu terpengaruh,” kata Ketut Sarwa, salah seorang pemborong di Negara, Minggu (23/6)

Menurut Sarwa, dalam mengerjaan proyek, pengeluaran terbesar rekanan atau pemborong adalah untuk belanja material. sementara biaya operasional di lapangan tidak terlalu banyak.

“Kami juga memiliki peralatan sendiri, sehingga bisa menekan biaya karena tidak perlu sewa. Paling yang biayanya naik dari anggaran awal adalah kebutuhan BBM terhadap peralatan tersebut, tapi tidak terlalu besar dibanding nilai total proyek,” ujarnya.

Sejak memenangkan tender proyek pembangunan pasar dan pengaspalan pada bulan Maret lalu, Sarwa mengaku langsung menghubungi suplier bahan bangunan langganannya untuk melakukan kontrak pembelian.

“Material seperti semen, keramik, kayu hingga pasir langsung saya bayar bulan Maret. Pengambilannya bertahap sesuai kebutuhan proyek,” ujarnya.

Selain Sarwa yang sedang mengerjakan proyek pembangunan Pasar Umum Tradisional Negara dan pengaspalan, Suroso, seorang suplier batu besar untuk proyek penahan ombak juga mengaku tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan harga BBM.

Menurut Suroso, antara dirinya dan pemborong proyek tersebut sudah saling memahami dampak kenaikan harga BBM.

“Saya mencari batu-batu besar sampai di Jawa, otomatis ongkos transportasi dari sana naik setelah harga BBM naik. Hal ini dimengerti oleh pemborong, yang langsung menaikan harganya,” katanya.

Suroso mengatakan, sebelum harga BBM naik, batu yang ia kirim dihargai Rp170 ribu per meter kubik, sementara saat harga BBM naik menjadi Rp175 ribu/m3.

Sementara Ketua Komisi C DPRD Jembrana, Ida Bagus Susrama yang membidangi sektor pembangunan mengatakan, jika pemborong profesional seharusnya tidak panik saat ada kenaikan harga BBM.

“Pemerintah sudah sejak awal tahun mewacanakan kenaikan harga BBM, harusnya pemborong sudah siap-siap mengantisipasi hal tersebut, seperti menyiapkan stok material untuk proyek sebelum harga BBM naik,” katanya.

Sebagai komisi yang mengawasi pembangunan, Susrama menegaskan, pihaknya tidak mau menerima alasan, pengerjaan proyek di Kabupaten Jembrana terhambat akibat terdampak kenaikan harga BBM.

“Sebelum mengikuti tender, saya kira pemborong sudah melakukan perhitungan termasuk antisipasi kenaikan harga BBM. Jadi kalau proyeknya tidak jalan sesuai tahapan, mereka tidak boleh berlindung dibalik kenaikan harga BBM,” ujarnya. INT-MB