Gianyar, (Metrobali.com)

Yayasan Puri Kauhan Ubud terus melanjutkan upaya pelestarian lingkungan di Tanah Dewata, Bali. Peluncuran Program Pemuliaan Air di Tukad Oos dengan tema “Nyapuh Tirah Campuhan” akan dilakukan dengan enam program aksi mulai dari pelestarian dan pengembangan cagar budaya di aliran sungai Oos, penanaman tanaman upakara, usadha dan produktif, revitalisasi desa wisata dan Subak, hingga parade anak-anak Mahardika. Dalam acara peluncuran program juga dilakukan penanaman pohon upakara di areal Pura Suci, serta penyerahan bibit secara simbolis kepada desa-desa yang ikut dalam program tandur taru Usadhaning Desa. Menteri PPN / Kepala Bappenas, VP CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero), Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit dan Sekda Kabupaten Gianyar turut menghadiri acara peluncuran tersebut.

“Acara peluncuran program pemuliaan air di Tukad OOS dengan tema Nyapuh Tirah Campuhan yang dilakukan dalam rangka Sastra Saraswati Sewana 2022 ini merupakan langkah konkret Yayasan Puri Kauhan Ubud dalam merawat dan melestarikan air. Baik kita sadari atau tidak, air merupakan sumber kehidupan umat manusia, khususnya warga Bali. Dengan memuliakan air, kami percaya, itu juga merupakan bentuk untuk memuliakan peradaban,” ujar Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana.

Ari yang juga merupakan Koordinator Staf Khusus Presiden RI mengatakan, acara peluncuran program pemuliaan air di Tukad Oos dilaksanakan di Jaba mandala Pura Suci, Bangkiang Sidem, Keliki, Tegalalang, Gianyar-Bali pada Selasa 14 Juni 2022. Acara yang juga didukung oleh Kementerian BUMN dan Pertamina tersebut juga akan disiarkan secara tunda di akun Youtube Puri Kauhan Ubud TV.

“Menteri Bappenas, Suharso Monoarfa, dan Sekda Kabupaten Gianyar, I Gede Made Wisnu Wijaya, hadir dalam acara peluncuran program ini. Mereka berdua berbicara langsung terkait program ini sebagai pengambil kebijakan,” lanjut Ari.

Adapun enam program aksi yang akan diluncurkan, yaitu 1) Purwa Carita Campuhan, dengan kegiatan seminar pelestarian dan pengembangan cagar budaya di DAS Oos, serta lomba video cerita rakyat “Toya Uriping Bhuwana, Usadhaning Sangaskara”, 2) Ngraksa Toya, Nyiwi Pertiwi dengan kegiatan konservasi air dan tanah, serta revitalisasi ekonomi subak-subak di Das Oos, 3) Tandur Taru Usadhaning Desa dengan kegiatan penanaman tanaman produktif, upakara, dan obat, 4) Mareresik Campuhan dengan kegiatan bersih-bersih patirtan, pancoran, Tukad Oos serta pelatihan pengelolaan sampah Pura, 5) Markandyayana Rasmi dengan kegiatan Revitalisasi desa-desa wisata di sepanjang DAS Oos, pementasan seni-ekologis Nyapuh Tirah Campuhan, Pameran lukisan ekologis (Gaya Batuan, Pengosekan, Panestanan, Ubud) dan Lelang lukisan Nuwur Kakuwung Ranu, 6) Janu Sadhu Mahardhika dengan kegiatan upacara kemerdekaan di Campuhan dan Parade anak-anak Mahardika.

“Kami mengharapkan dengan enam program aksi yang diluncurkan ini nantinya alam akan semakin lestari dan tentu saja, masyarakat akan mendapatkan manfaat kesejahteraan yang semakin besar. Saya meyakini jika manusia sudah bersatu dengan alam maka peradaban yang luar biasa dapat terwujud,” tutur Ari.

Pjs. VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Heppy Wulansari, mengungkapkan bahwa pelestarian lingkungan merupakan salah satu prioritas program Tanggung Jawab Sosial (TJSL) PT Pertamina (Persero). “Pertamina berkolaborasi dengan Yayasan untuk pelaksanaan beberapa program bersama masyarakat, diantaranya pengelolaan sampah pura, penanaman pohon di sepanjang DAS Oos, pelatihan pemanfaatan tanaman obat, bersih-bersih sungai dan petirtan sepanjang sungai dan revitalisasi Desa Berbasis Konservasi Sungai,” ujarnya. Hal ini sejalan dengan prinsip ESG (Environment, Social, and Governance) yang juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 13 yaitu pengambilan aksi dalam penanganan perubahan iklim dan poin 15 yaitu melindungi, memulihkan, dan mendukung ekosistem daratan.  (Sut)