Buleleng, (Metrobali.com)

Sebanyak 100 orang pelatih dari 49 cabang olahraga yang bernaung di bawah KONI Buleleng mengikuti pelatihan pelatih fisik tingkat 1 nasional. Pelatihan digelar KONI Buleleng sebagai upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Setelah mengantongi sertifikat, pelatih di Buleleng ini pun dapat mendampingi atletnya dalam single maupun multi event di tingkat nasional.

Ketua Umum KONI Buleleng I Ketut Wiratmaja mengatakan pelatihan pelatih ini pertama kali dilaksanakan di Buleleng. KONI pun berharap kedepannya Buleleng memiliki pelatih-pelatih handal untuk melahirkan atlet berprestasi.

“Selama ini kelemahannya belum menerapkan sport science. Setelah teknik dasar melatih dikuasai akan lahir atlet-atlet yang merajai di nomor masing-masing. Pelatih yang berlisensi nanti punya hak untuk mendampingi atletnya untuk berlaga di nasional,” terang Wiratmaja. KONI Buleleng disebut Wiratmaja tidak akan berhenti sampai disini. Pelatihan akan dilanjutkan ke level 2 untuk melahirkan atlet berprestasi di bidangnya.

Di tempat yang sama Ketua Panitia Dr I Ketut Iwan Swadesi, SPd, M.Or menjelaskan pelatihan pelatih fisik merupakan rencana besar pengembangan KONI Buleleng kedepannya. Salah satunya pengembangan sport science bidang SDM pelatih. KONI Buleleng pun mendatangkan dua pelatih dari Lembaga Pendidikan Pelatihan Olahraga (LANKOR). Yakni Prof.Dr Ria Lumintuarso, M.Si, dengan Dr. Devi Tirtawirya, M.Or.

“Pelatih disiapkan untuk memiliki pemahaman, pengetahuan, keterampilan untuk melatih atlet-atlet berprestasi. Targetnya KONI Buleleng bisa memangkas selisih medali dengan Badung dan Denpasar. Selain juga berharap bisa menelurkan atlet-atlet dan pelatih sebanyak-banyaknya berkontribusi untuk Bali dan berlaga ke PON,” terang Iwan yang juga dosen Undiksha Singaraja ini.

Yang terpenting menurutnya setelah lulus dari pelatihan ini, seluruh pelatih dapat menerapkan teknik pelatihan yang tepat untuk atletnya. Selain diberikan materi pelatihan juga akan dilaksanakan tes fisik dan tes pembuatan program pelatihan. “Ketika tidak hadir 100 persen, kemudian evaluasi juga tidak memenuhi instrumen nasional kemungkinan tidak lulus itu besar,” terangnya.

Sementara itu Prof Dr Ria Lumintuarso menjelaskan yang masih menjadi kelemahan pelatih di Indonesia yakni pembentukan kondisi fisik. Padahal kondisi fisik salah satu komponen penting dalam latihan untuk mencapai prestasi. Menurutnya latihan fisik meliputi latihan kekuatan, kecepatan, daya tahan, koordinasi dan fleksibilitas, yang digunakan dalam olahraga kompetitif.

“Agar bisa memenangkan pertandingan, fisik harus bagus. Ketika atlet memiliki teknik dan taktik yang sama maka yang menentukan adalah fisik yang bagus. Sehingga pelatih harus menguasai bagaimana cara bagaimana cara melatih, kapan melatih yang perlu membuat program latihan,” terang Prof Ria. (RED-MB)