Solo, (Metrobali.com) –

Pelatih Persis Solo, Jateng, Widyantoro menyatakan masih banyak yang perlu dievaluasi dan dibenahi kekurangan timnya sebelum tampil pada kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2014 yang mulai digelar 15 April mendatang.

“Kami masih punya waktu 10 hari sebelum pertandingan perdana kompetisi melawan PPSM Saksi Magelang di Stadion Manahan, Selasa (15/4),” kata Widyantoro di Solo, Kamis.

Menurut mantan pemain Persis Solo, kekurangan timnya yang perlu dibenahi setelah mengalami kekalahan melawan Madiun Putra, terutama tingkat emosional pemainya masih agak tinggi dan koordinasi antarlini masih kurang.

Jika tingkat emosional pemain berlehihan, kata dia, akan mempengaruhi irama permainan. Widyantoro akan memperbaiki hal itu dengan cara pendekatan pemain secara personal akan lebih tepat.

Widyantoro melihat dari hasil pertandingan persahabatan melawan tuan rumah Madiun Putra di Stadion Wilis Madiun, Rabu (2/4) petang, Persis kalah 2-0.

“Kami harus meningkatkan koordinasi antarlini, sehingga serangan yang dibangun dari belakang mengalir dan bisa menghasilkan peluang,” katanya.

Pada pertandingan melawan Madiun Putra, pada babak pertama menerapkan skema 4-2-3-1, Marcelo Cirelli dan kawan-kawan mampu menguasai permainan. Namun, Persis tidak banyak mendapatkan peluang untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Namun, pada babak kedua mengubah strategi menggunakan skema 4-4-2, tetapi permainan bisa berimbang. Bahkan, Persis kecolongan dua gol di menit 51 oleh Anderson Da Silva dan injury time babak kedua oleh Agus Riawan.

“Kedua gol ke gawang Persis karena kesalahan pemain belakang yang kurang koordinasi,” katanya.

Menurut Widyantoro, Persis pada babak pertama sebetulnya memiliki peluang untuk membuahkan gol melalui Mbom Julien dan Marcelo Cirelli. Namun, tendangan kedua pemain asingnya itu, gagal membuahkan gol untuk timnya.

Menurut Widyantoro, yang menjadi pelajaran buat timnya saat menghadapi Madiun Putra, Persis mendapatkan tekanan dari lawan, sehingga mengetahui kekurangannya.

“Kami segera benahi kekurangan, terutama jika timnya saat mendapatkan tekanan lawan masih sering emosional. Dan, koordinasi antar lini perlu ditingkatkan sehingga bola mengalir ke depan bisa dengan baik,” kata Widyantoro.

(Ant) –