Jpeg

Denpasar (Metrobali.com) –

Pelaku pariwisata Bali I Ketut Ardana menyayangkan, terancamnya status kawasan pariwisata geopark satu-satunya yang mendapatkan pengakuan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), yakni Batur Geopark jika memang akhirnya dilepas julukannya sebagai Global Geoparks Network (GGN).

Pihaknya mendesak kepada pemerintah, khususnya pemerintah daerah (pemda) Bangli untuk secepatnya mengambil langkah-langkah penyelamatan terhadap kawasan pariwisata tersebut.

“Global Geopark di Batur itu yang salah siapa, kita lihat Galian C yang menjadi-jadi, orang Unesco pasti sudah mengawasi tanpa bilang.
Galian C jadi rapor merah bagi kami karena Geopark yang menarik ini tidak banyak negara yang dapat,” kata Ardana yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Travel Agent (Asita) Bali ini.

Ardana lalu mencontohkan, jika para pemilik galian C agar dipanggil oleh pemda setempat dan memberikan alokasi dana untuk warga yang memiliki galian C.

“Kalau saya jadi bupati saya kasih mereka subsidi dulu saya selalu pelaku pariwisata dan Ketua Asita menyesalkan sampai Unesco mencabut  kawasan Batur sebagai kawasan Geopark dunia,” ujarnya di Denpasar, Selasa (26/5).

Selain itu, pihaknya juga mendesak agar Bupati Bangli I Made Gianyar, supaya memiliki keberanian dalam mengatasi persoalan serius tersebut lantaran para wisatawan dari seluruh dunia yang ia temui hampir sebagian besar menanyakan hal tersebut.

“Hampir sebagian besar mereka menanyakan itu, ya Galian C itu rapor merah bagi pariwisata Bali dan harus cepat ditangani jika tidak ingin gelarnya dicopot,” tegasnya.

Selain itu, ia juga menyoroti banyaknya sampah plastik dan ironisnya yang mengambil sampah tersebut adalah anak-anak SD.

Seperti diketahui, kawasan Batur Geopark yang berada di kabupaten Bangli posisinya terancam dicopot lantaran banyaknya permasalahan di kabupaten tersebut.

Kawasan pariwisata yang diakui oleh PBB itu harus secepatnya berbenah agar posisinya dalam GGN bisa dipertahankan saat UNESCO melakukan penilaian ulang (re-assessment), tanggal 20 September 2015.

Saat ini empat dari 31 geosite penting di Batur Geopark mengalami kerusakan parah akibat ulah manusia berupa kegiatan penambangan batuan dan pasir atau galian C yang dilakukan secara massif di kawasan itu.

Kerusakan tersebut menjadi catatan buruk bagi lembaga pengelola Batur Geopark. Sehingga saat re-assessment nanti bisa saja berdampak pada dicoretnya Batur Geopark dalam daftar GGN.SIA-MB