Pejalan kaki Bali-Jakarta asal Australia, Craig Leslie Hodges

Surabaya (Metrobali.com)-

Pejalan kaki Bali-Jakarta asal Australia, Craig Leslie Hodges, mengusung misi damai dalam aksi “Peace Walk With Muslims” untuk menunjukkan kepada dunia bahwa hubungan Muslim dan NonMuslim di Indonesia sangat damai.

“Pengalaman saya selama beberapa bulan tinggal di Indonesia justru menunjukkan bahwa mereka (Muslim dan NonMuslim) bisa hidup damai berdampingan,” ujarnya di Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Selasa.

Di sela pelepasan dirinya oleh Rektor Unitomo Dr Bachrul Amiq untuk menempuh etape II (Surabaya-Yogyakarta), ia mengaku dirinya tergerak melakukan aksi ini karena galau atas stigma yang berkembang di kalangan masyarakat Barat terhadap kaum Muslim selama ini.

“Mereka menganggap kaum Muslim tidak bisa hidup berdampingan dengan kaum non-Muslim, tapi pengalaman saya selama beberapa bulan tinggal di Indonesia justru menunjukkan sebaliknya,” katanya.

Menurut Craig yang pernah menjadi dosen tamu di Unitomo itu, aksi yang dilakukannya itu untuk mengirim pesan ke masyarakat internasional, khususnya di Barat, termasuk negaranya, Australia, bahwa stigma itu sama sekali tidak benar.

“Perjalanan saya dari Bali sampai di sini selama beberapa minggu ini juga membuktikan bahwa saya diterima di berbagai tempat yang saya singgahi. Saya juga pernah diterima dan dipersilakan beristirahat di bagian belakang sebuah masjid di daerah Probolinggo,” ujarnya.

Pria berusia 42 tahun yang pernah tinggal di kawasan Semampir Sukolilo saat menjadi dosen tamu itu memulai aksinya di Denpasar, Bali, bertepatan dengan peringatan Bom Bali pada 26 Januari 2015.

Selama perjalanan Craig mendapat sambutan cukup antusias dari warga. Seluruh pengalamannya selama menempuh perjalanan ia tulis lengkap dalam laman-nya www.craighodgesconsultancy.com/peacewalkwithmuslims.

Begitu pun semua kliping berita berbagai media yang pernah menulis berita tentang dirinya pun di-scan dan diunggah di web tersebut.

Setelah beristirahat selama dua malam setelah menyelesaikan etape I (Denpasar-Surabaya) sejauh lebih kurang 500 kilometer (15/2), ia melanjutkan perjalanan memasuki etape II Surabaya-Yogyakarta sejauh lebih kurang 330 kilometer pada Selasa (17/2).

Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Bachrul Amiq, melepas keberangkatan warga negara yang pernah menetap di Jepang, London, Vietnam, Tiongkok, Kamboja, Myanmar, Australia itu dari halaman kampus Unitomo Jl. Semolowaru Surabaya.

Sedikitnya 40 pejalan kaki dari berbagai kalangan dosen, mahasiswa dan masyarakat umum ikut menemani perjalanan pria penganut Agama Budha ini menuju destinasi pertamanya di etape II, yaitu Makam Sunan Ampel di kawasan Ampel Surabaya.

“Saya gelisah, tidak sependapat dengan kebijakan Pemerintah Australia yang mengeluarkan travel warning untuk Surabaya. Selama enam bulan tinggal di Surabaya, masyarakatnya ramah. Toleransi antarumat beragama berjalan baik,” katanya.

Craig melalui aksinya seakan protes bahwa asumsi negara lain yang menyebut muslim Indonesia radikal adalah tidak benar.

“Pesan damai ini bukan untuk orang Indonesia, tapi negara lain di dunia, terutama Australia bahwa Muslim di Indonesia cinta damai,” katanya. AN-MB