Denpasar (Metrobali.com)-
Dua kubu yang bertarung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali yang digelar kemarin, 15 Mei 2013, Anak Agung Ngurah Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan (PAS) dan Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta) saling klaim ke luar sebagai pemenang.

Ketua Tim Pemenangan Pasti-Kerta, Made Mudarta melansir data berbalik. “Tuhan masih berpihak kepada kami. Hasil seluruh rekap C1 menunjukkan kami masih unggul. Form C1 dari 6.371 TPS sudah terkumpul semua. Ini angka riil saksi kami berbasis TPS di seluruh Bali,” ungkap Mudarta.

Dari data tersebut, kandidat nomor urut 1 (PAS) memperoleh suara 49,84 persen. Sementara kandidat nomor urut 2 (Pasti-Kerta) memperoleh 50,16 persen suara. “Dengan kata lain, PAS memperoleh suara sebanyak 1.057.345 suara sementara Pasti-Kerta 1.064.126 suara.
Artinya, program Bali Mandara Jilid II dilanjutkan. Suara ini kami kawal saat pleno, jangan sampai ada siluman di tengah jalan,” tegas Ketua DPD Partai Demokrat Bali ini.

Dari rekapitulasi itu, selisih suara keduanya sebesar 6.781 suara. “ini adalah suara Tuhan. Angka ini kemungkinan bertambah, karena ada beberapa TPS yang seratus persen. Ini tidak mungkin, padahal kami punya saksi 3 orang,” demikian Mudarta.

Ketua Tim Kampanye Pemenangan Pasti-Kerta, Made Mudarta kepada wartawan mengatakan  paket Pasti-Kerta  mengontongi 1.064.126 suara (50,16 persen), sedangkan lawannya nomor urut 1 pasangan PAS  meraih 1.057.345 suara (49,84 persen).

“Perhitungan suara yang kami lakukan ini berdasarkan data rekapan dari 6.371 TPS yang tersebar di seluruh Bali,” jelas  Mudarta Kamis (17/5) di Denpasar.

Mudarta merinci kemenangan Pasti-Kerta yang diusung Koalisi Bali Mandara ini diperoleh di empat dari 9 kabupaten/kota di Bali  yaitu Buleleng, Karangasem, Badung dan Klungkung.

Bahkan Mudarta mengklaim perolehan kemenangan suara ini masih berpeluang naik karena masih ada beberapa TPS yang dinilai ada kecurangan. Yakni seperti ditemukannya ada beberapa TPS yang meraih kemenangan 100 persen, padahal dari pihaknya menaruh 3 saksi. Untuk itu pihaknya protes agar KPU melakukan penghitungan ulang.

“Jadi perolehan suara pasangan dari kami masih berpotensi meningkat lagi di beberapa daerah,” tandas  Mudarta.

Dikatakan, kalau kemarin itu angka quick count dengan marjinal 2%. ‘’Namun, ini adalah angka real dari saksi kami yang bertugas berbasis CTS. Ini saya bilang dari formulir C1, itu memang sertifikat penghitungan suara berbasis CTS di seluruh Bali,’’ katanya.

Jadi  kalau kita lihat presentase oleh nomer 1 adalah 49,84%, paket nomer 2 50,16% atau setara dengan paket nomer satu 1.570.345 suara, paket nomer 2 adalah 1.640.126 suara jadi pemenangnya adalah paket nomer 2.

‘’Kami menang di 4 kabupaten sesuai hasil real dari pada quickcount yaitu di Klungkung dengan suara Pasti-Kerta 64,50%, di Buleleng 63,75%, di Badung 53,46%, Karangasem 61,70%. Jadi basis basis suara terbesar seperti Buleleng, Karangasem, Badung itu dimenangkan paket nomer 2.

Dari sebaran pemilih, kemenangan dari paket nomer 2 ini adalah merata di setiap TPS di seluruh Bali. ‘’Sangat luar biasa responya. Artinya program Bali Mandara Jilid 2 dilanjutkan.

Dikatakan, hhari ini ada pleno dibeberapa kabupaten di level TPS inilah yang dikawal oleh saksi kami yang berlapis jumlahnya masing masing 7 orang. Ada juga plenonya besok di Jembrana kami akan kawal secara ketat, karena suara inilah yang akan kami kawal jangan sampai ada siluman ditengah jalan. ‘’Oleh karenanya para saksi kami sudah siap bertugas,’’ tegas Mudara.

Dikatakan, potensi kenaikan suara ini kemungkinan ada karena beberapa TPS kami temukan berdasarkan laporan tim kampanye di lapangan. Saksi kami di level TPS melaporkan ada TPS yang 100% padahal disitu ada saksi kami 3 orang yang bertugas. Ini yang sedang kami laporkan ke Panwaslu dan kami minta dihitung ulang,’’ kata Mudarta.

Sementara itu, ketua Tim Koalisi I Gede Sumarjaya Linggih mengatakan, tidak ada TPS keliling. Kini kami mencoba untuk menyingkapi ini melalui penindak hukum kami sehingga selain dari coblosan 100% juga termasuk di rumah sakit juga ada TPS keliling. ‘’Maka angka angka yang telah disampaikan itu kemungkinan akan meningkat dari pada angka yang sekarang.’’ Kata Sumarjaya Linggih.

Sementara itu, Sekjen DPP PDIP, Tjahyo Kumolo menegaskan, dari hasil sejumlah lembaga survei menyatakan kandidat yang diusung PDIP ke luar sebagai pemenang. “Kami ucapkan terima kasih pilgub berjalan dengan baik, tertib dan tak ada gejolak apapun. Itu target kami. Kami mengapresiasi lembaga survei, media, yang melakukan quick count terbuka dan masih mengunggulkan pasangan PAS,” kata Tjahyo saat memberi keterangan resmi di Kantor DPD PDIP Jalan Moncong Putih, Denpasar, Kamis 16 Mei 2013.

Ia mengatakan, dari data riil yang hari ini sudah dikumpulkan dari seluruh TPS yang berjumlah 6.371 TPS, setelah dihitung paket PAS mendapat suara 50,8 persen. “Kita kompilasi dari formulir C1 semua pada posisi 50,8 persen untuk PAS, sementara Pasti-Kerta 49,2 persen dengan selisih suara 35.481 suara. Tidak jauh berbeda dari hasil quick count,” kata dia.

Saat ini, kata Tjahyo, tim hukum PDIP sudah turun ke lapangan mendatangi kabupaten/kota untuk menginventarisasi pengaduan masalah pada pengambilan suara kemarin. “Kami menunggu resmi data dari KPU Bali yang sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Kami mengapresiasi Polri, TNI dan aparat lainnya yang telah menjaga suksesnya Pilgub Bali. Kita tunggu KPU mengumumkan hasil manual. Partai kami sudah punya datanya,” tutur Tjahyo.

Sementara itu, Wakil Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristianto menegaskan jika pihaknya faham betul aturan main KPU. Maka dari itu, ia mengajak semua pihak untuk taat asas dan aturan.
“Kami sepenuhnya tahu aturan main dari KPU. Kami tahu aturan. Kami tidak mau melansir real count untuk mengelabui rakyat, seolah-olah menang. Kami menyiapkan dua saksi di TPS dengan keseluruhan 13.064 saksi. Kita kumpulkan C1, hasilnya seperti itu,” imbuh dia. BOB-MB