TIDAK banyak yang peduli akan keajegan agama, seni dan budaya Bali. Namun, bagi pemeran ‘’Patih Agung’’  Drs. Wayan Sugita, justru dengan mendirikan dan mengembangkan pasraman adalah mimpi yang sudah menjadi kenyataan.  Berlokasi di Perumahan Taman Lembu Sora, Desa Pakaraman Poh Gading, Ubung Kaja, Kota Denpasar  pasraman Sura Dira Acarya ini terus menggeliat. Berbagai pihak sangat mendukung kegiatan ini.

Saat  ini sudah tercatat lebih dari 100 orang anak-anak ikut bergabung di pasaraman ini. Dengan tekad dan komitmen yang kuat, akhirnya pasraman ini sudah banyak mendapat perhatian dari pemerintah kota Denpasar dan masyarakat di lingkungan perumahan Taman Sora. ‘’Kami bangga, karena masarakat di lingkungan perumahan ini mempercayakan anak-anaknya untuk belajar di pasraman ini,’’ katanya.

Menurut Sugita, kegiatan pasraman ini tidak hanya semata mata mengisi liburan sekolah anak-anak. Pasraman ini akan dibuka secara terus menerus walaupun anak-anak sudah masuk sekolah. ‘’Cuma jadwal  belajar dan pelatihan akan diatur  dan disesuaikan dengan waktu jam sekolah anak-anak,’’ kata dosesn IHDN Denpasar ini.

Untuk menggeliatkan kembali pasraman ini, Sabtu (7/7) dibuka secara resmi oleh PLT Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Denpasar I Made Subawa, SE.  Subawa mengapresiasi positif kegiatan ini. ‘’Kegiatan ini jangan hanya diramaikan pada musim liburan sekolah semata. Bila perlu pasaraman ini dibuka setiap hari,’’ kata Subawa.

Para Pembina dan guru guru pasaraman ini berasal dari ISI Denpasar, IHDN, dan Kandepag kota Denpasar. Materi yang diberikan kepada anak-anak selama mengikuti pesraman kilat ini yakni Agama (etika, tata susila), Dharma Gita (kidung), mesatua, nyurat lontar, M.C Bahasa Bali, Tari, Yoga, dan tabuh. SUT-MB