Denpasar (Metrobali.com)-
Sebagai salah satu pendiri Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Gede Pasek Suardhika tak menanggapi serius permintaan Arie Sujito, aktivis Pergerakan Indonesia (PI) agar ormas yang didirikan bersama Anas Urbaningrum mengganti nama.

“Nama tidak sama, logo tidak sama dan, orangnya tidak sama. Aktivitas tidak sama, apa yang dimasalahkan?” tanya Pasek saat ditemui di Sanur, Denpasar, Bali, Senin 16 September 2013.

Kata “perhimpunan” di PPI merupakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada tahun 1900-an. “Itu muncul di Belanda,” paparnya. Menurut dia, eksistensi perhimpunan kala itu terus berlanjut hingga kemudian berubah menjadi pergerakan. Bahkan, katanya, Muhammad Hatta pun menggunakan kata “Pergerakan Indonesia” saat perjuangan kebangsaan. “Jadi, sekarang kita padukan historis itu menjadi spirit kita. Kita bergerak di sosial kebudayaan. Historis itu mau kita bangkitkan lagi,” kata dia.

Lantaran kata “perhimpunan” dan “pergerakan” sudah ada sejak zaman pra-kemerdekaan, maka Pasek menilai siapapun boleh menggunakannya. “Itu nama bareng-bareng, warisan dari pendahulu kita. Kalau kemudian ada kemiripan, ya mari kita buat yang terbaik mengisi kemerdekaan,” ajak Pasek.

Namun, saat ditanyakan mengapa deklarasi ormasnya itu bersamaan dengan pengumuman kandidat konvensi Partai Demokrat, Pasek menilai hal itu hanya kebetulan belaka. “Itu kebetulan saja, jamnya beda, saya hadir dua-duanya,” demikian Pasek. CKL-MB